Senin, 29 September 2025

Pertamina Siapkan Anggaran Rp90 Triliun Lebih untuk Pengembangan EBT hingga 2029

Pertamina New & Renewable Energy, menyiapkan anggaran 5,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk pengembangan energi baru dan terbarukan hingga 2029.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
dok. Pertamina
CEO Pertamina New & Renewable Energy John Anis. 

 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina melalui anak usaha Pertamina New & Renewable Energy, menyiapkan anggaran 5,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk pengembangan energi baru dan terbarukan hingga tahun 2029.

Anggaran tersebut setara Rp90,61 triliun apabila menggunakan asumsi kurs Rp15.897 per dolar AS.

Direktur Utama Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) John Anis mengungkapkan, energi baru dan terbarukan (EBT) yang dikembangkan dengan anggaran tersebut mencakup geothermal, bioetanol, hidrogen hijau, tenaga surya, tenaga angin, tenaga biomass, baterai, dan bisnis karbon.

“Investasi yang disiapkan Pertamina cukup besar dalam pengembangan EBT. Hal ini bagian dari komitmen kuat Pertamina untuk mendukung enhanced nationally determined contribution Indonesia," ungkap John Anis dalam keterangannya, dikutip Kamis (14/11/2024).

"Kami percaya bahwa untuk mendukung target besar diperlukan terobosan-terobosan," sambungnya.

John Anis melanjutkan, investasi tersebut bertujuan untuk mewujudkan pertumbuhan bisnis rendah emisi Pertamina sekaligus mendukung target net zero emission Indonesia tahun 2060.

Setidaknya ada 4 target agresif Pertamina hingga tahun 2029 untuk mendukung ini, antara lain 60 juta kilo liter (KL) penjualan bahan bakar nabati, 5,5 KL produksi petrokimia, 1,4 gigawatt (GW) kapasitas terpasang geothermal, dan 1,5 juta ton setara CO2 penurunan emisi melalui CCS/CCUS.

Implementasi bahan bakar nabati (BBN) telah diinisiasi dengan baik oleh Pertamina dengan menyediakan produk biodiesel untuk masyarakat sejak tahun 2015.

Saat ini Pertamina juga mendukung pemerintah dengan mengembangkan bensin ramah lingkungan berbasis bioetanol.

Melalui proyek uji coba, tahun lalu Pertamina telah meluncurkan Pertamax Green 95 yang mencampur bensin dengan bioetanol 5 persen.

Baca juga: Bauran Energi dan Energi Terbarukan Perlu Digenjot untuk Kembangkan PLTS dan PLTB

Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina NRE, juga bekerja sama dengan PT Sinergi Gula Nusantara akan menginisiasi Pembangunan pabrik bioetanol di Banyuwangi dengan kapasitas produksi 30 ribu KL per tahun.

Untuk geothermal, saat ini kapasitas terpasang mencapai 672 megawatt (MW).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan