Cerita Tigor Sianturi, Si Gondrong Penghuni Deck Bawah Pengendali Jantung Kapal Pelni

“Jadi kalau motor induk kapal barang ini mati ya sudah kita ngapung-ngapung, biasanya mesin induk kembali menyala setelah ditemukan trouble kurang dari 1 jam,” ucapnya.

Tigor mengisahkan dirinya pernah mengalami kejadian yang tidak bisa dilupakan ketika kedua mesin KM Ciremai tujuan Surabaya mati.

Bermula dari mesin kanan yang mati, kemudian disusul mesin kiri akibat kebocoran.

“Kita itu total ada ngapung dua jam padahal belum jauh keluar dari Tanjung Priok,” ungkapnya.

Tigor menuturkan kecintaannya terhadap dunia permesinan sudah ada sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Sejak masih remaja, dia sudah hobi mengoprek mesin bus karoseri Mercedes Bens.

Hanya saja profesinya ini tidak ditularkan kepada putrinya Naomi yang kini tengah kuliah di Jakarta.

“Biarlah bapaknya ini yang bekerja di kamar mesin bahkan saya tidak pernah ajak istri dan anak untuk melihat langsung engine room, mereka tahunya saya pelaut saja,” imbuhnya.

Sejatinya profesi Tigor di bagian deck bawah adalah penentu dari kapal bisa berangkat berlayar atau tidak.

Penuh suara bising dan sangat berisiko, Anak Buah Kapal (ABK) yang tidak terlihat ini bak bagian jantung kapal laut.