Senin, 29 September 2025

Saatnya 'Move On' Dari AS, Indonesia Incar Negara Pengimpor Udang Terbesar Dunia

Saatnya 'move on' dari kebijakan Amerika Serikat yang menuding Indonesia melakukan dumping ekspor udang beku.

Editor: Hendra Gunawan
Istimewa
Klaster tambak udang vaname di Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat 

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saat ini tengah membuka akses pasar alternatif untuk komoditas udang Indonesia di beberapa negara, termasuk di kawasan Asia, Afrika, dan Eropa.

"Termasuk Timur Tengah, Eropa Timur, Afrika Selatan, tentu penguatan akses pasar udang global untuk membuka pasar non-tradisional yang potensial ini penting," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono setelah bertemu dengan perwakilan Shrimp Club Indonesia (SCI) di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Trenggono juga melihat China sebagai salah satu pasar alternatif untuk komoditas udang Indonesia.

Hal ini merujuk pada pertumbuhan pasar udang China yang signifikan selama lima tahun terakhir (2018-2022), mencapai 49% per tahun dan mencapai US$ 6,3 miliar pada 2022.

Sementara itu, pangsa pasar Indonesia masih sangat kecil, hanya sekitar 1,8% pada tahun tersebut.

Terkait dengan upaya membuka akses pasar alternatif, Trenggono mendorong konsolidasi dan partisipasi aktif petambak, supplier, pengolah, asosiasi udang, APRINDO, PPJI, PHRI, dan Horeka untuk meningkatkan serapan pasar domestik.

Trenggono juga meminta agar terus dilakukan inovasi untuk menjawab kebutuhan pasar.

"Tentu sinergi dengan pelaku usaha sangat penting, dan kami sangat senang dengan optimisme pelaku usaha udang terhadap komoditas ini. Jangan lupa juga inovasi produk udang siap masak dan siap makan untuk menjawab kebutuhan dan tren pasar," ujar Menteri Trenggono.

Investasi Meningkat

Investasi sektor perikanan meningkat di tahun lalu. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan investasi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia hingga kuartal empat 2023 melejit 49,52% menjadi Rp 9,56 triliun.

Khusus investasi dari penanaman modal asing (PMA), realisasi terbesar dari China sebesar Rp 370,74 miliar.

"Disusul Malaysia Rp 240,47 miliar, dan Swiss Rp 152 miliar,” kata Trenggono saat memberi sambutan di acara 'Indonesia Marine and Fisheries Business Forum 2024' Senin (5/2).

Trenggono bilang, berdasarkan bidang usaha dinyatakan pengolahan Ikan menempati urutan pertama investasi yakni mencapai Rp 3,65 triliun.

"Selanjutnya budidaya periksa Rp 2,6 triliun, pemasaran Rp 1,95 triliun, penangkapan ikan Rp 1,18 triliun dan jasa perikanan Rp 186,51 miliar," ujarnya.

Trenggono mengatakan, betapa besarnya sektor kelautan dan perikanan Indonesia menyimpan potensi investasi di bidang perikanan.

"Sektor kelautan dan perikanan Indonesia adalah sektor yang bisa ditelusuri. Karena itu, saya mengajak para investor masuk ke sektor kelautan dan perikanan Indonesia," imbuhnya. (Kontan/Lailatul Anisah/Lendi Wandira/Noverius Laoli)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan