Bank Muamalat dan BTN Mau Merger, Erick Thohir Sebut Bakal Jadi Salah Satu Bank Syariah Terbesar
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN, dikabarkan bakal mengakuisisi Bank Muamalat. Ini kata Erick Thohir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan adanya kemungkinan aksi korporasi dalam bentuk merger, antara Bank Muamalat dan Bank Tabungan Negara (BTN) pada tahun depan.
Ia mengaku telah melakukan diskusi dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Kementerian Agama.
Apabila aksi korporasi tersebut dapat terwujud, maka Indonesia akan kembali memiliki bank syariah yang skalanya cukup besar, selain PT Bank Syariah Indonesia (BSI).
Baca juga: Gara-gara Nunggak Pinjol, 30 Persen Pengajuan KPR BTN Ditolak
Diketahui, Bank Muamalat merupakan salah satu Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH) yang ditunjuk oleh Kementerian Agama (Kemenag).
"Kemarin sudah diskusi dengan BPKH, Menteri Agama. Mungkin enggak kita bersinergi antara Bank Muamalat dengan BTN Syariah untuk menjadikan alternatif bank syariah yang besar," ungkap Erick di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (19/12/2023).
"Itu kalau nanti digabungin mungkin bisa masuk Top 16, dan siapa tau masuk 10 besar," sambungnya.
Erick melanjutkan, ekosistem ekonomi syariah di Indonesia sangat besar, untuk itu salah satu faktor pendukungnya yakni harus menggenjot industri perbankan syariah di Tanah Air agar semakin kompetitif.
"Karena kenapa? Finansial syariah ini menjadi sesuatu yang justru menarik pada saat ini. Jadi ke depan sedang dalam proses pembicaraan," papar Erick.
Baca juga: Dikabarkan Mau Caplok Bank Muamalat, Ini Penjelasan Manajemen BTN
"Kalau semuanya lancar, Maret (2024) bisa final," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN, dikabarkan bakal mengakuisisi Bank Muamalat. Adanya hal tersebut, manajemen perusahaan berkode saham BBTN ini langsung memberikan tanggapannya.
Corporate Communication BTN, Ramon Armando mengungkapkan, saat ini BTN memang tengah menyiapkan langkah untuk melakukan pemisahan atau spin-off Unit Usaha Syariah (UUS).
Menurut Ramon, proses spin-off UUS menjadi Bank Umum Syariah (BUS) terus berjalan dengan mengkaji opsi yang paling efisien, mudah dan cepat dilaksanakan.
"Opsi pertama yaitu akan mendirikan perusahaan baru atau meminta lisensi baru untuk BUS, sedangkan opsi kedua yaitu melakukan akuisisi bank syariah yang sudah ada," ucap Ramon dalam keterangan yang diperoleh Tribunnews, Selasa (14/11/2023).
"Untuk melaksanakan opsi kedua, Perseroan sedang melakukan penjajakan dengan beberapa bank syariah yang ada dan terus berkomunikasi untuk mendapatkan penawaran terbaik," sambungnya.
Ramon dalam kesempatan tersebut juga menjelaskan terkait rencana pengembangan UUS BTN.
Baca juga: Bank Muamalat Pimpin Sindikasi Pembiayaan Rumah Sakit Milik Nahdlatul Ulama di Jawa Barat
Pihaknya mempersiapkan berbagai opsi untuk melakukan spin-off UUS. UUS Perseroan nantinya menjadi sebuah entitas yang mandiri sebagai anak perusahaan Perseroan di mana proses ini akan melibatkan pemisahan aset, manajemen, dan operasional UUS, sehingga entitas baru ini akan beroperasi secara terpisah dan fokus secara eksklusif pada prinsip-prinsip perbankan syariah.
Dengan strategi ini, BTN dapat mengoptimalkan layanan perbankan syariahnya sehingga lebih efektif memenuhi kebutuhan pelanggan yang mencari produk dan layanan perbankan syariah.
"(Terkait) rencana aksi korporasi Perseroan dalam dua belas bulan mendatang. Perseroan memiliki beberapa rencana aksi korporasi, salah satunya spin-off UUS," papar Ramon.
"Rencana aksi korporasi dimaksud telah tercantum pada Rencana Bisnis Bank dan aksi korporasi dimaksud akan kami publikasikan setelah ada persetujuan dari Regulator," pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.