Selasa, 30 September 2025

Kendaraan Listrik

Bambang Soesatyo Dorong Percepatan Migrasi Kendaraan Konvensional ke Kendaraan Listrik

Sektor transportasi melepas emisi karbondioksida (CO2) sebanyak 280 juta ton pada 2020.

Tribunnews/JEPRIMA
Ketua Umum IMI Bambang Soesatyo, Plt Sekjen Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika, Excecutive Vice President Pengembangan Produk Niaga PLN Ririn Rachmawardini dan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra saat menjadi pembicara pada acara talkshow Percepatan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta Barat, Rabu (18/10/2023). Pada acara tersebut Bambang Soesatyo menyebutkan pemerintah bergerak untuk mendorong percepatan adopsi EV dengan memberikan insentif, lalu DKI juga memberikan free parking dan saat ini Kementerian Perindustrian memberikan diskon pajak barang mewah dari 75 persen menjadi 60 persen. Tribunnews/Jeprima 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengungkapkan tantangan industri otomotif saat ini dalam menuju era netralitas karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060.

Sebagai satu dari sekian penyumbang terbesar emisi karbon di Indonesia, sektor transportasi melepas emisi karbondioksida (CO2) sebanyak 280 juta ton pada 2020, diprediksi membengkak menjadi 860 juta ton pada 2060.

Adapun angka tersebut berdasarkan data milik Direktorat Mega Proyek dan EBT PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Baca juga: Kemenperin: Kapasitas Produksi Kendaraan Listrik Roda Dua dan Tiga Capai 1,4 Juta Unit Per Tahun

Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu pun mengatakan, tidak hanya melalui kendaraan listrik untuk mengurangi emisi gas buang, kini dunia otomotif juga sedang berusaha menghadirkan kendaraan tenaga surya serta kendaraan tenaga hydrogen.

"Sebagaimana telah dilakukan Sono Motors asal Jerman yang telah menghadirkan sebuah mobil tenaga surya bernama Sion sebagai pilihan mobilitas yang terjangkau dan ramah lingkungan," kata Bamsoet dalam Kick Off Green Energy Percepatan Transformasi Energi Listrik di Indonesia yang diselenggarakan Tribun Network Kompas Gramedia dengan PT PLN Persero, di Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Pria yang juga Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) itu mengatakan, industri otomotif harus mempersiapkan diri sejak sekarang, sehingga tidak ketinggalan.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian tahun 2020, populasi kendaraan roda empat bermesin pembakaran internal (mobil ICE) mencapai 17,5 juta unit dan menghasilkan emisi karbon 59,3 juta ton.

Kemudian, jumlah sepeda motor ICE sebanyak 100,5 juta unit dengan emisi karbon 36 juta ton.

Tahun 2030, jumlah mobil ICE diprediksi naik menjadi 25,8 juta unit dengan emisi karbon 92,2 juta ton.

Jumlah motor ICE diprediksi naik menjadi 158,42 juta unit pada 2030 serta menghasilkan emisi 55 juta ton karbon.

Berkaca pada itu, Bamsoet memandang percepatan penggunaan kendaraan listrik saat ini merupakan sebuah keniscayaan.

"Berdasarkan UU No. 16/2016 tentang Pengesahan Paris Agreement, komitmen Indonesia pada tahun 2030 menargetkan penurunan gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri, dan 41 persen dengan bantuan internasional," kata Ketua DPR RI ke-20 itu.

"Serta menurunkan emisi sektor energi 314 juta ton dengan kemampuan sendiri, dan 441 juta ton dengan bantuan internasional," lanjutnya.

Bamsoet yang merupakan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan itu menjelaskan, salah satu cara mewujudkannya, sesuai roadmap menuju net zero emission, pada 2051-2060, seluruh kendaraan bermotor sudah harus bebas emisi.

Dukung Permenperin 6/2022

Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia itu juga mendukung Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) 6/2022.

Dalam Permenperin 6/2022, ditargetkan penjualan mobil listrik tahun 2025 mencapai 400 ribu unit, dengan pengurangan impor BBM 5 juta barel dan emisi karbon 1,84 juta ton.

Tahun 2030, penjualan mobil listrik ditargetkan mencapai 600 ribu unit, dengan pengurangan impor BBM 7,5 juta barel dan emisi karbon 2,76 juta ton.

Tahun 2035, penjualan mobil listrik ditargetkan 1 juta unit, dengan pengurangan impor BBM 12,5 juta barel dan emisi karbon 4,6 juta ton.

"Sementara produksi motor listrik pada 2025 diproyeksikan 1,76 juta unit, tahun 2030 sebanyak 2,45 juta unit, dan tahun 2035 sebanyak 3,22 juta unit. Target pengurangan emisi karbon pada 2025, 2030, dan 2035 masing-masing mencapai 800 ribu ton, 1 juta ton, dan 1,4 juta ton," kata Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI itu.

Keunggulan Kendaraan Listrik

Bamsoet yang juga Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, pengguna kendaraan listrik memiliki banyak keunggulan.

Antara lain, ramah lingkungan dan ramah kantong, karena tidak menghasilkan emisi gas buang serta tidak perlu service rutin bulanan.

Kendaraan listrik juga memiliki torsi instan sehingga terasa lincah dan gesit, terutama ketika digunakan dalam situasi stop and go.

"Keunggulan lainnya yakni kondisi kabin senyap dan nyaman, tidak terdengar suara mesin, pajak kendaraan relatif murah, di DKI Jakarta BBNKB gratis dan PKB yang hanya perlu dibayar 10 persen oleh pemilik mobil, minim perawatan karena memiliki komponen bergerak yang lebih sedikit dibandingkan kendaraan konvensional, memiliki tingkat efisiensi tinggi serta bebas tilang ganjil genap," pungkas Bamsoet yang juga Wakil Ketua Umum FKPPI.

Dalam acara ini, turut hadir PLT Sekjen Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika, Executive Vice President Pengembangan Produk Niaga PLN Ririn Rachmawardini, CEO Gesits Bernardi Djumril, President Direktur Prestige Motors Rudy Salim, serta SVP Corporate Strategy and Business Development IBC Adhietya Saputra.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved