Senin, 29 September 2025

Bursa Karbon RI Diluncurkan, Luhut Ungkap Masih Ada PR yang Harus Dituntaskan

Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap, bursa karbon RI masih menyisakan beberapa hal yang harus dituntaskan.

Dokumen OJK
Presiden Joko Widodo saat membuka Bursa Karbon di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (26/9/2023). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap, bursa karbon RI masih menyisakan beberapa hal yang harus dituntaskan.

Antara lain, penyelesaian peta jalan perdagangan karbon sektor dan pajak karbon.

"Kami ingin segera tuntaskan ini dan berangkat dari hasil ratas (rapat terbatas) yang lalu," kata Luhut dalam sambutannya di acara peluncuran bursa karbon Indonesia di gedung BEI, Jakarta, Selasa (26/9/2023).

Baca juga: Ketua OJK: Bursa Karbon Indonesia Lebih Cepat Dibanding Negara Tetangga

Ada beberapa peraturan teknis yang kata Luhut masih harus dikawal agar tidak keluar dari hasil keputusan ratas yang lalu.

"Permen LHK penyelenggaraan NDC, Permen LHK perdagangan karbon luar negeri, dan PMK pajak karbon," ujarnya.

Selanjutnya, Sistem Registrasi Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) juga masih menjadi hal yang terus disempurnakan agar transparansinya dapat terlakasana dengan baik.

Penyelenggaraan bursa karbon di Indonesia juga akan ada pengawasan langsung oleh OJK dengan teknologi blokchain.

Lalu, bursa karbon RI secara bertahap, dimulai dari pasar dalam negeri, akan dikembangkan untuk perdagangan pasar karbon luar negeri, serta sebagai karbon market regional hub.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan