Senin, 6 Oktober 2025

Tren Pertumbuhan Teknologi AI di Indonesia Diprediksi Tumbuh 27 Persen di Tahun 2027

Tren pertumbuhan teknologi Artificial Intelligence (AI) di Indonesia diprediksi akan tumbuh sebesar 27 persen di tahun 2027.

Editor: Dewi Agustina
Moondela Magazine
Ilustrasi - Tren pertumbuhan teknologi Artificial Intelligence (AI) di Indonesia diprediksi akan tumbuh sebesar 27 persen di tahun 2027. Bahkan investasi untuk AI diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai nilai sebesar US$ 7 miliar. 

Selain itu, bisa juga digunakan untuk memonitor kepatuhan terhadap peraturan, wawasan investasi dan riset pasar, serta terjemahan bahasa.

Bagi Tigor, penggunaan teknologi AI merupakan salah satu cara untuk maju karena metode tradisional tidak bisa secepat menggunakan AI.

AI dan transformasi digital adalah satu-satunya cara untuk masuk ke literasi finansial.

Namun tantangan dalam penerapannya adalah terkait regulasi dan kemampuan sumber daya manusia untuk mengadopsi.

"Kita perlu membawa talenta global terbaik ke Indonesia untuk transfer ilmu dan kemampuan terkait AI," usulnya.

Ia menyayangkan total ekspariat yang bekerja di Indonesia hanya di angka 100 ribu orang.

Sementara di negara lain seperti Singapura mencapai 2 juta orang, Jepang 3-4 juta orang, dan Thailand sekitar 4 juta orang.

"Mestinya Indonesia punya target untuk bisa mendatangkan misalnya 2 juta ekspatriat berkualitas yang bisa
mengajari teknologi AI sehingga kita bisa saling belajar," katanya.

Sementara itu, Dyah NK Makhijani, Indonesia Fintech Society berpendapat, penggunaan AI menjadi sebuah keniscayaan.

Namun spektrum AI sangat luas sehingga perlu tata kelola yang lebih baik.

Ia memberi gambaran di salah satu fintech landing yang memberikan pinjaman kepada ojek motor terdapat 28 faktor yang menentukan layak diberi pinjaman atau tidak.

"Semua prosesnya harus menggunakan AI. Kalau tidak menggunakan AI tidak akan bisa contohnya dalam mendeteksi penipuan," ucapnya.

Dyah menyebut, penggunaan AI mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas di sektor keuangan.

Dengan AI, KYc lebih cepat dan NPL menurun serta bisa membantu konsumen dengan virtual asisten.

Sedangkan Chaerany Putri, Director of Public Affairs VIDA Digital Identity menyarankan literasi digital harus disosialisasikan bersama-sama baik oleh pemerintah, pelaku industri, dan stakeholder lainnya.

"Perubahan kebijakan perlu disosialisasikan secara berkesinambungan seperti terkait proteksi data karena kalau tidak ada kepercayaan maka transaksi elektronik akan semakin menantang ke depannya," tegasnya.

Ia berharap dengan teknologi AI bisa mempercepat transformasi bisnis.

Namun implementasinya harus tetap sejalan dengan regulasi Indonesia sehingga pelaksanaannya tidak melampaui batas.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved