Terima Ketua Parlemen Thailand, Mendag Zulkifli Hasan Ajak Kerja Sama Dongkrak Harga Karet Dunia
Dalam pertemuan bilateral lusa lalu itu, Zulkifli mengajak pihak Thailand untuk meningkatkan kerja sama sektor perdagangan karet.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menerima kunjungan Ketua Parlemen Thailand Wan Muhammad Noor Mathadi di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) Jakarta.
Dalam pertemuan bilateral lusa lalu itu, Zulkifli mengajak pihak Thailand untuk meningkatkan kerja sama sektor perdagangan karet.
Hal it mengingat Thailand dan Indonesia merupakan produsen karet terbesar nomor satu dan dua dunia.
Baca juga: Mendag Zulhas: Harga Komoditas Sudah Stabil, Telur Ayam Yang Masih Bandel
"Thailand dan Indonesia merupakanprodusen utama karet duniayangmenghadapi situasi dan kondisi yang kurang lebih sama akibat harga karet alam dunia yang terus berfluktuasi selama 10 tahun terakhir,” ujar Zulkifli Hasan dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (12/8/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Zulkifli Hasan menyoroti dinamika harga karet dunia yang terus menurun.
Per 9 Agustus 2023, harga karet mencapai 1,3 Dolar AS per kilogram.
Kondisi pasar karet dunia yang mengalami penurunan produksi, salah satunya akibat penyakit gugur daun sehingga belum mampu mendorong harga ke tingkat yang remuneratif.
Selain penurunan harga, tekanan dari konsumen terus berlanjut, terutama dengan pemberlakuan kebijakan European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) dari Uni Eropa. Kebijakan itu berpotensi mempengaruhi perdagangan karet alam.
Zulkifli Hasan menyebut, pertemuan bilateral ini menjadi momentum untuk menguatkan hubungan bilateral Indonesia dan Thailand, khususnya dalam mengatasi tantangan dan meningkatkan harga karet.
Rendahnya harga karet akan berdampak terhadap ketersediaan karet alam di masa depan karena mendorong petani karet untuk alih komoditas.
Baca juga: Mendag Zulhas Siapkan Stok Pangan Antisipasi El Nino
"Sejatinya, harga karet yang yang terlalu rendah akan menurunkan kesejahteraan petani. Bila hal ini terjadi secara berlarut, dikhawatirkan sektor komoditas karet akan ditinggalkan.
Untuk itu, kolaborasi negara-negara produsen karetterbesar, Thailand, Indonesia, dan Malaysia yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC)diperlukan.
Untuk memperkuat posisi, ITRC menggandeng negara eksportir karet lain seperti Vietnam danFilipina, bersama memperjuangkan peningkatan harga karet," terangnya.
Bersama Thailand dan Malaysia, Indonesia bergabung dalam kerja samaITRC yang memiliki kontribusi 58 persen dari produksi karet alam dunia.
Baca juga: Zulhas Komitmen Jadikan PAN Partai Terbuka Bagi Semua Umat
ITRC berkomitmen menjaga stabilitas harga karet alam di tingkat yang menguntungkan bagi petani serta menjaga permintaan dan penawaran karet alam dunia.
ITRC secara konsisten telah menerapkan instrumen, baik Supply Management Scheme (SMS) dalam pengendalian pasok karet alam global dalam jangka panjang, Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) dalam menjaga keseimbangan supply-demandkaret jangka pendek di pasar global, maupun instrumen Demand Promotion Scheme (DPS) dalam upaya meningkatkan konsumsi karet alam domestik.
Pada 2022, Indonesia merupakan negara penghasil karet alam terbesar kedua di dunia setelah Thailand dengan pangsa pasar 21,57 persen.
Pada tahun tersebut, ekspor karet alam Indonesia ke dunia tercatat sebesar 3,66 juta Dolar AS atau turun 11,35 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,12 juta Dolar AS.
Dalam lima tahun terakhir (2018—2022) ekspor karet alam Indonesia terus mengalami penurunan dengan tren sebesar 1,4 persen.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.