Selasa, 30 September 2025

Ramadan 2023

Maroko, Aljazair dan Tunisia Sambut Ramadan dengan Inflasi yang Mencekik

Inflasi dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada Februari tahun lalu. Kedua negara tersebut menyumbang hampir 30 persen dari ekspor gandum

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
AFP
Alun-alun Jemaa el-Fnaa dan pasar di kawasan medina Marrakesh, Maroko 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, RABAT - Penduduk Maroko, Aljazair dan Tunisia menyambut Ramadan 2023 dengan inflasi tinggi yang mendorong naiknya harga pangan dan menyebabkan kelangkaan pasokan.

Inflasi dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada Februari tahun lalu. Kedua negara tersebut menyumbang hampir 30 persen dari ekspor gandum global pada 2021.

Namun, akibat blokade Rusia terhadap pelabuhan Laut Hitam Ukraina, yang menjadi rute pengiriman utama untuk biji-bijian, menyebabkan harga gandum naik 35 persen pada tahun lalu.

Baca juga: BI Yakin Inflasi Terkendali hingga Akhir Semester I 2023

Melansir dari Al-Monitor, Maroko, Tunisia, dan Aljazair merupakan importir gandum utama, sehingga harga gandum yang lebih tinggi telah membebani anggaran negara selama 2022. Harga pupuk dan transportasi yang lebih tinggi juga ikut mendorong biaya produksi pangan secara global.

Menjelang bulan suci Ramadan, ketiga negara tersebut biasanya menghadapi kenaikan harga, karena penduduknya berusaha memenuhi persediaan rumah tangga selama Ramadan.

Infllasi Aljazair Sentuh 9,49 Persen

Badan Statistik Nasional Aljazair melaporkan inflasi tahunan secara keseluruhan mencapai 9,49 persen pada Januari, dan inflasi makanan mencapai 13,53 persen.

Warga Aljazair sangat dirugikan dengan kenaikan harga barang segar, yang melonjak 23,58 persen secara year-on-year (YoY) di Aljir, ibu kota negara itu.

Negara ini menghabiskan lebih dari 10 miliar dolar AS setiap tahunnya guna mengimpor bahan pangan, menurut perkiraan Departemen Pertanian Amerika Serikat. Impor utama Aljazair meliputi serealia, susu bubuk, minyak goreng dan gula.

Namun, inflasi di Aljazair juga didorong oleh stimulus fiskal, setelah harga energi yang lebih tinggi meningkatkan pendapatan ekspor minyak dan gas negara.

Seorang ekonom dan dosen di Universitas Bejaïa di Aljazair, Mourad Ouchichi, mengatakan, “Uang ini didistribusikan melalui kenaikan gaji dan tunjangan pengangguran. Pemerintah menggunakan uang itu untuk membeli perdamaian sosial, dan ini menambah inflasi.”

Baca juga: Inflasi Argentina Tembus 100 Persen Untuk Pertama Kalinya Sejak 1991

Beberapa kenaikan harga bahan pangan utama untuk Ramadan sangat membebani warga Aljazair. Harga bawang pada Januari naik lebih dari 96 persen YoY, sementara harga jeruk melonjak 70 persen.

Harga daging kambing dan telur masing-masing naik sebesar 43 persen dan 33 persen, menurut Badan Statistik Nasional Aljazair.

Pihak berwenang di negara ini telah menghukum para pedagang yang dituduh membeli barang-barang bersubsidi seperti semolina dan minyak goreng untuk dijual di negara tetangga Tunisia demi mencari keuntungan.

Tunisia Catat Inflasi 10,4 Persen

Inflasi tahunan di Tunisia mencapai 10,4 persen pada Februari, dengan harga pangan tumbuh sebesar 15,6 persen. Krisis ekonomi yang dihadapi negara ini telah mendevaluasi mata uang dan membuat pemerintah yang kekurangan uang seringkali tidak mampu membayar impor barang-barang bersubsidi.

Hal ini menyebabkan kelangkaan beberapa bahan pangan dan mendorong harga menjadi lebih tinggi.

Rata-rata, konsumsi rumah tangga di Tunisia naik 34 persen selama Ramadan. Tetapi sebagian besar warga Tunisia sedang berjuang untuk memenuhi kebutuhan mereka karena inflasi yang melonjak. Harga minyak nabati pada Februari naik 24,6 persen YoY, harga ayam naik 25,3 persen, dan harga susu meroket 16,1 persen.

Baca juga: Inflasi Zona Euro Menurun ke Level 8,5 Persen

Kementerian Perdagangan Tunisia telah mengumumkan harga jual maksimum dan margin untuk barang-barang pokok seperti telur, buah-buahan, dan ayam hingga akhir Ramadan.

Pemerintah Tunisia telah mengeluarkan undang-undang yang mencakup hukuman penjara hingga 30 tahun bagi orang atau kelompok yang dituduh mencari keuntungan di tengah melonjaknya harga pangan pada Maret 2022. Media Tunisia secara teratur menunjukkan pasukan keamanan menyita makanan dari gudang dan menahan tersangka.

Inflasi di Maroko Mencapai 8,9 Persen pada Januari

Di Maroko, inflasi tahunan meningkat menjadi 8,9 persen pada Januari, dengan inflasi makanan mencapai 16,8 persen. Selain komoditas global seperti gandum, inflasi Maroko juga didorong oleh biaya transportasi dan jalur distribusi yang terfragmentasi.

Sejak penghapusan subsidi bahan bakar pada 2015, harga bahan bakar dalam negeri Maroko berfluktuasi mengikuti harga global. Akibat mengimpor lebih dari 90 persen hidrokarbon yang dikonsumsinya, Maroko sangat rentan terhadap lonjakan harga energi dan transportasi.

Seorang ekonom di Institut Timur Tengah di Washington, Rachid Aourraz, mengatakan inflasi yang terus melambung di Maroko dapat memicu aksi protes.

"Jika inflasi terus meningkat selama beberapa bulan mendatang, sangat mungkin kita akan melihat protes jalanan," ungkap Aourraz.

Pemerintah Maroko telah lama menyadari bagaimana kenaikan harga pangan yang tiba-tiba dapat memicu ketidakpuasan rakyat. Menghadapi kenaikan harga yang tinggi, pihak berwenang di wilayah tersebut telah membatasi para pedagang berbuat curang.

Dalam jangka menengah, peningkatan produksi pangan dalam negeri dapat meningkatkan ketersediaan dan menurunkan harga pangan. Namun, selama Ramadan dan setidaknya dalam beberapa bulan mendatang, warga di Maroko, Aljazair, dan Tunisia akan menghadapi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved