Silicon Valley Bank Bangkrut
Silicon Valley Bank Bangkrut, Menkeu Minta Waspada, Apa Dampaknya ke Perbankan dan Startup RI?
Bank Indonesia (BI) menyatakan, kolapsnya Silicon Valley Bank tidak berdampak akan berdampak pada perbankan di Indonesia.
Ekonomi sekaligus Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto mengatakan, dampak bangkrutnya SVB ke bisnis startup dan perbankan di Indonesia relatif sangat kecil.
Baca juga: FDIC Akan Kembali Lelang Silicon Valley Bank
"Dampak secara langsung ya itu kecil, kenapa? karena tadi relasi antara SVB secara langsung dengan dunia startup dan perbankan di Indonesia sepanjang yang saya tahu itu tidak ada ya atau mungkin sangat kecil," ujarnya dalam diskusi online Indef "SVB Kolaps, Ekonomi Indonesia Perlu Cemas?.
Kemudian, faktor lain yang membuat implikasinya tidak besar terhadap perbankan nasional, yakni rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) masih terjaga.
Baca juga: Analis: Efek Kebangkrutan Silicon Valley Bank Kecil Terhadap Pasar Keuangan Indonesia
"Tetapi, yang lainnya adalah juga soal fundamental perbankan ya. Kalau kita bicara soal CAR terus alat liquid yang lain, yaitu memang masih menggambarkan situasi yang sangat konsisten begitu di Indonesia," katanya.
Selain itu, terkadang dalam situasi jatuhnya bank global semacam ini seperti pada 2008, Indonesia terselamatkan oleh model bisnis perbankan yang tidak terlalu rumit.
"Jadi, ya bisa dikatakan masih tradisional kira-kira gitu ya. Tidak sangat terkorelasi dengan dunia internasional secara dalam gitu, itu yang kadang-kadang memutus efek berantainya kira-kira begitu," pungkas Eko.
Profil Silicon Valley Bank
Silicon Valley Bank didirikan oleh mantan manajer Bank of America Bill Biggerstaff dan Robert Medearis pada 1983. Beroperasi hampir 40 tahun, bank ini tentu bukan pemain baru di sektor layanan keuangan Amerika Serikat.
Saat mendirikan SVB, Biggerstaff dan Medearis berfokus untuk melayani perusahaan pemula seperti startup di sektor teknologi.
Keduanya lantas mempekerjakan Roger V. Smith, yang sebelumnya mengepalai unit pemberi pinjaman berteknologi tinggi di Wells Fargo, untuk menjadi CEO dan presiden pertama bank tersebut.
SVB resmi diluncurkan pada 17 Oktober 1983, sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Silicon Valley Bancshares (sekarang SVB Financial Group) dengan 100 investor awal.
Kantor pertama bank ini berada di North First Street di San Jose, California.
Strategi utamanya adalah mengumpulkan simpanan dari bisnis yang dibiayai melalui modal ventura, yang akhirnya berkembang menjadi pemodal ventura perbankan dan pembiayaan, menambahkan layanan untuk memungkinkan bank mempertahankan kliennya yang telah keluar dari fase startup mereka.
Awalnya, para pendiri startup yang mencari pinjaman dari bank harus menjaminkan sekitar setengah dari saham mereka sebagai jaminan, namun tarif tersebut kemudian turun menjadi sekitar tujuh persen.
SVB menutupi kerugian dengan menjual saham kepada investor yang tertarik. Akhirnya, menjadi hal umum bagi perusahaan modal ventura untuk mewajibkan perusahaan rintisan membuat rekening bank di Silicon Valley Bank secara khusus.
Silicon Valley Bank
Silicon Valley Bank Kolaps
Silicon Valley Bank Bangkrut
dampak Silicon Valley Bank Bangkrut
Menteri Keuangan Sri Mulyani
startup
Silicon Valley Bank Bangkrut
Kantongi Kesepakatan dengan FDIC, First Citizens Makin Serius Akuisisi Silicon Valley Bank |
---|
Banyak Bank Global Bangkrut dan Gagal Bayar Surat Utang, Indonesia Diminta Waspada |
---|
Silicon Valley Bank Kolaps, Simpanan di Sejumlah Bank Kecil AS Catat Rekor Penurunan |
---|
Silicon Valley Bank Kolaps, Uang Investor Disebut Beralih ke Obligasi hingga Kripto |
---|
Intip Dampak Bank Silicon Valley Kolaps dan Suku Bunga AS Naik Lagi ke Rupiah |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.