Nusantara Sawit Buka Harga IPO di Rp 122 hingga Rp 190 Per Saham, Incar Rp 677 Miliar
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, IPO ini didahului dengan penawaran awal atau book building pada 17 Februari hingga 22 Februari 2023.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSS) berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan sebanyaknya 3,56 miliar saham baru pada 2 Maret hingga 8 Maret 2023 di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Presiden Direktur Nusantara Sawit Sejahtera Teguh Patriawan mengatakan, jumlah saham NSS yang ditawarkan itu mewakili 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
“Harga saham NSS yang ditawarkan kepada publik berada di rentang Rp 122 sampai Rp 190 per saham,” ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (17/2/2023).
Baca juga: Cakep! Hari Ini Pasar Saham dan Rupiah Cerah, IHSG Naik 0,60 Persen, Rupiah Jadi Rp 15.168/Dolar AS
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, IPO ini didahului dengan penawaran awal atau book building pada 17 Februari hingga 22 Februari 2023.
“Dana segar yang berpotensi diraup NSS antara Rp 435,32 miliar sampai dengan Rp 677,96 miliar,” katanya.
Teguh menambahkan, bersamaan dengan IPO saham, NSS juga menerbitkan sebanyak 1,78 miliar waran seri I, atau 8,82 persen dari total saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO ini disampaikan.
Setiap pemegang dua saham baru berhak memperoleh satu waran seri I, di mana setiap pemegang satu waran seri I berhak membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 182 hingga Rp 285 per saham.
Jika seluruhnya dilaksanakan oleh pemegang waran seri I, dana yang akan diperoleh NSS sebesar Rp 324,7 miliar sampai dengan Rp 508,47 miliar.
Menurut Teguh, perusahaan akan menggunakan dana hasil IPO ini untuk membiayai pembangunan fasilitas produksi, pembiayaan penanaman baru, dan modal kerja entitas anak.
Baca juga: Hari Ini, IHSG Diprediksi Melanjutkan Penguatan ke Level 6.902
Dana tersebut akan disalurkan melalui mekanisme penyertaan modal kepada tiga entitas anak sesuai dengan kebutuhan, yaitu PT Borneo Sawit Perdana (BSP) sebesar 42,4 persen dan PT Bina Sarana Sawit Utama (BSSU) mendapatkan 47 persen untuk kebutuhan biaya belanja modal guna melakukan penanaman baru tanaman kelapa sawit.
Sisa dana IPO sebesar 10,6 persen akan digunakan oleh PT Prasetya Mitra Muda (PMM) untuk modal kerja dalam pembelian pupuk dan bahan kimia pertanian.
Sementara, dana yang diperoleh dari hasil pelaksanaan waran seri I seluruhnya akan digunakan untuk belanja modal ke entitas anak dengan mekanisme penyertaan modal.
"Saham dan waran NSS bernominal Rp 50 per saham itu akan dicatatkan di BEI pada 10 Maret 2023. Kami berharap, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat menerbitkan pernyataan efektif untuk IPO pada 28 Februari 2023,” pungkas Teguh.
Adapun bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO NSS, yakni PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Sucor Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.