China Revisi Pertumbuhan Ekonomi 2021 Jadi 8,4 Persen
China telah merevisi perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 2021 menjadi 8,4 persen dari yang sebelumnya 8,1 persen.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Pemerintah China telah merevisi perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 2021 menjadi 8,4 persen dari yang sebelumnya 8,1 persen.
Dilansir dari Channel News Asia, Biro Statistik Nasional China secara rutin merevisi data PDB tahunannya.
Dalam sebuah pernyataan melalui situs webnya, Biro Statistik Nasional juga merevisi ukuran PDB dari 114,37 triliun yuan menjadi 114,92 triliun yuan.
Data akhir dari biro tersebut menunjukkan sektor jasa, yang menyumbang 53 persen dari PDB China, 8,5 persen lebih besar pada 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam perkiraan awal biro, sektor ini telah berkembang 8,2 persen.
Sementara itu, sektor sekunder yang mencakup manufaktur dan konstruksi, yang menyumbang 39 persen dari PDB mengalami pertumbuhan sebesar 8,7 persen pada 2021. Dalam perkiraan awal, sektor tersebut mengalami peningkatan sebesar 8,2 persen.
Biro Statistik Nasional juga mengungkapkan bahwa perekonomian China mengalami pertumbuhan sebesar 3 persen dalam sembilan bulan pertama di tahun ini.
Bank Dunia telah memangkas prospek pertumbuhan ekonomi China, menyusul penyusutan ekonomi yang diakibatkan oleh pembatasan ketat Covid-19 selama hampir tiga tahun.
Dalam proyeksi terbarunya yang dirilis Selasa (20/12/2022), lembaga yang berbasis di Washington, DC tersebut memangkas pertumbuhan ekonomi China untuk tahun ini menjadi 2,7 persen, turun dari 4,3 persen pada proyeksi yang dibuatnya Juni lalu.
Baca juga: China Cabut Persyaratan Karantina bagi Turis Asing Mulai 8 Januari 2023
Sementara proyeksi pertumbuhan China untuk tahun depan dipangkas dari 8,1 persen menjadi 4,3 persen.
“Aktivitas ekonomi di China terus mengikuti naik turunnya pandemi dan perlambatan pertumbuhan diikuti oleh pemulihan yang tidak merata,” kata Bank Dunia, melansir Aljazeera.
“Pertumbuhan PDB riil diproyeksikan mencapai 2,7 persen tahun ini, sebelum pulih menjadi 4,3 persen pada 2023, di tengah pembukaan kembali ekonomi,” imbuhnya.
Baca juga: Pemerintah China Mulai Distribusikan Obat Antivirus Pfizer untuk Menekan Kasus Covid-19
Bank Dunia juga mengatakan perekonomian China juga menghadapi risiko terkait non-pandemi yang signifikan, seperti prospek global yang tidak pasti, perubahan iklim, dan "tekanan terus-menerus" di pasar real estat.
“Dukungan kebijakan ekonomi makro yang berkelanjutan akan diperlukan, karena pertumbuhan diperkirakan tetap di bawah potensi dan lingkungan global melemah,” kata Elitza Mileva, ekonom utama Bank Dunia untuk China.
“Mengarahkan sumber daya fiskal ke belanja sosial dan investasi hijau tidak hanya akan mendukung permintaan jangka pendek tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan dalam jangka menengah,” pungkasnya.