Kaleidoskop 2022
Badai PHK Penghujung Tahun Bakal Berlanjut ke Tahun Depan, Bagaimana Prospek Ekonomi 2023?
Di industri TPT, total ada 85.951 buruh tekstil se-Indonesia jadi korban PHK dengan 37.000 buruh berasal dari Jawa Barat.
Editor:
Choirul Arifin
Para pencari kerja dengan skil atau keterampilan rendah lulusan SD dan SMP semakin tersisih dalam memperebutkan pekerjaan di sektor usaha formal yang memiliki kepastian pendapatan.
“Dengan sedikitnya lapangan kerja yang tercipta, dan tingginya upah minimum maka kecenderungan alamiah perusahaan akan lebih mempekerjakan tenaga kerja dengan skil dan pendidikan yang tinggi. Hal itu menyebabkan pencari kerja dengan keterampilan rendah (SD, SMP, SMA) semakin sulit untuk mendapatkan pekerjaan,” imbuhnya.
Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan Terseok
Tekanan berat perekonomian yang terjadi sejak paruh kedua tahun ini diprediksi akan berimbas pada tren pelemahan pertumbuhan ekonomi tahun 2023. Terlebih, perekonomian di sejumlah negara seperti Eropa, juga akan dilanda resesi.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun depan akan sebesar 2,6 persen year on year [yoy] atau lebih rendah dari perkiraan 2022 yang sebesar 3 persen yoy.
“Perlambatan ekonomi global tersebut dipengaruhi fragmentasi ekonomi, perdagangan, dan investasi karena ketegangan politik yang berlanjut dan dampak kebijakan moneter agresif negara maju,” tutur Perry Warjiyo, Kamis, 22 Desember 2022.

Perry menyebut, tekanan inflasi global masih tinggi, meski berpotensi melandai pada tahun depan. Didorong oleh disrupsi rantai pasok global dan ketatnya pasar tenaga kerja terutama di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Ini kemudian mendorong bank-bank sentral untuk tetap mengerek suku bunga acuan. Seperti, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan mengerek suku bunga acuan hingga awal 2023.
“Siklus pengetatan moneter akan panjang, meski besarannya lebih rendah dari perkiraan,” tutur Perry.
Hal ini juga mendorong adanya ketidakpastian di pasar keuangan global. Perkasanya dolar AS, turut mengerem aliran masuk modal asing ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sejumlah negara Asia yang selama ini menjadi partner bisnis penting Indonesia seperti Jepang, Korea Selatan, perekonomiannya sedang batuk-batuk karena serangan inflasi.
Hal itu membuat Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan sedikit melambat. Prediksi Bank Dunia menyatakan, ada potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 menjadi hanya sebesar 4,8 persen.
Prediksi tersebut lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan ekonomi di 2022 yang sebesar 5,2 persen.
Publikasi Bank Dunia berjudul Indonesia Economic Prospect yang diumumkan Kamis 15 Desember kemarin menyebutkan ada beberapa hal yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pertama, pelemahan permintaan global, terutama dari sisi komoditas. Ini akan menekan kinerja ekspor Indonesia.