Selasa, 7 Oktober 2025

Penjualan Properti di Amerika Serikat Menyusut Sebesar 35,4 Persen Imbas Kenaikan Suku Bunga

Penjualan properti di AS pada November berada pada level terlemah sejak Mei 2020, ketika aktivitas pasar real estate terhenti selama pembatasan Covid.

ist
ilustrasi perumahan. Penjualan properti di Amerika Serikat yang meliputi rumah keluarga tunggal, townhome, kondominium dan co-ops pada November 2022 mengalami penurunan sebesar 35,4 persen dari tahun lalu. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Penjualan properti di Amerika Serikat pada November mengalami penurunan akibat dari lonjakan suku bunga hipotek sebesar 7 persen.

Menurut laporan National Association of Realtors yang dirilis Rabu (21/12/2022) mengatakan bahwa penjualan properti yang meliputi rumah keluarga tunggal, townhome, kondominium dan co-ops pada November mengalami penurunan sebesar 35,4 persen dari tahun lalu.

Laporan tersebut juga mengatakan penjualan properti mengalami penurunan di semua wilayah Amerika Serikat bulan demi bulan dan tahun demi tahun.

Baca juga: Harga Properti di Jabodetabek Kompak Naiknya, Merata di Semua Area

Hal itu sekaligus melanjutkan tren perlambatan yang telah dimulai pada Februari dan menandai rekor penurunan penjualan terpanjang sejak 1999.

Dilansir dari CNN, penjualan properti di AS pada November berada pada level terlemah sejak Mei 2020, ketika aktivitas pasar real estat terhenti selama pembatasan Covid-19.

“Intinya, pasar real estat dibekukan pada November, mirip dengan aktivitas penjualan yang terlihat selama pembatasan Covid-19 pada 2020,” kata Lawrence Yun, kepala ekonom NAR.

“Faktor utamanya adalah kenaikan suku bunga hipotek yang cepat, yang merugikan keterjangkauan properti dan mengurangi insentif bagi pemilik properti untuk mendaftarkan properti mereka. Selain itu, persediaan properti tetap berada di dekat titik terendah dalam sejarah,” imbuhnya.

Meskipun penjualan properti mengalami penurunan, tetapi harga properti di Amerika Serikat justru mengalami kenaikan pada bulan lalu.

Berdasarkan sebuah laporan, rata-rata harga properti di Amerika Serikat pada November mencapai 370.700 dolar AS atau naik 3,5 persen dari tahun lalu.

Sementara itu, ekonom senior dan manajer riset ekonomi di Realtor.com, George Ratiu, menyebut pasar real estat menanggung beban terbesar dari kebijakan moneter Federal Reserve.

“Setelah membanjiri sistem keuangan dengan likuiditas pada 2020 dan 2021 untuk mendukung penutupan ekonomi yang diinduksi pemerintah, bank sentral telah memperketat biaya pinjaman dan menyusutkan neraca untuk memerangi inflasi yang tinggi,” kata Ratiu.

"Dengan biaya tempat tinggal yang terdiri atas bagian terbesar dari kenaikan harga, Fed berharap bahwa penurunan harga properti yang substansial akan memicu turunnya inflasi yang lebih kuat,” imbuhnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved