Virus Corona
Pandemi Covid-19 Yang Tak Berkesudahan Membuat Kepercayaan Bisnis Terhadap China di Level Terendah
Gara-gara pandemi Covid-19 yang tidak berkesudahan membuat China kurang dipercayai dalam perdagangan luar negeri.
TRIBUNNEWS.COM, LONDON -- Gara-gara pandemi Covid-19 yang tidak berkesudahan membuat China kurang dipercayai dalam perdagangan luar negeri.
Saat ini, tingkat kepercayaan luar negeri terhadap bisnis di China telah memasuki level terendah sejak 10 tahun lalu.
Indeks kepercayaan bisnis China turun menjadi 48,1 pada Desember dari 51,8 pada November 2022.
Survei World Economics yang dirilis hari Senin (19/12/2022) menunjukkan indeks tersebut merupakan yang terendah sejak survei dimulai pada 2013.
Baca juga: Taiwan Siapkan Denda ke Foxconn Atas Tuduhan Investasi Tidak Sah di China
Hasil survei World Economics adalah salah satu indikator pertama tentang bagaimana sentimen bisnis menerima pukulan berat di China, negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia saat ini.
Pemerintah China telah melonggarkan aturan pembatasan terkait Covid-19 sejak 7 Desember lalu demi menggerakkan kembali aktivitas bisnis.
Sayangnya, langkah itu justru memicu gelombang kasus Covid-19 di seluruh wilayah.
Dalam laporannya, World Economics memprediksi bahwa China berpotensi menghadapi resesi pada tahun 2023.
"Survei menunjukkan dengan kuat bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi China telah melambat secara dramatis, dan mungkin menuju resesi pada tahun 2023," tulis World Economics.
PDB China diprediksi hanya akan tumbuh 3 persen tahun ini, dan menjadi kinerja terburuknya dalam hampir setengah abad.
World Economics menyebut persentase perusahaan yang mengklaim saat ini terkena dampak negatif oleh Covid telah meningkat ke level tertinggi.
Presiden China, Xi Jinping, telah menerapkan aturan anti-Covid yang sangat ketat. Bahkan disebut paling ketat di dunia.
Baca juga: Washington Gagal Rangkul Pemimpin Afrika Hadapi Rusia dan China
Langkah-langkah itu merusak ekonomi dan memicu protes rakyat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pemerintahannya selama satu dekade.
Dalam pertemuan Jumat (16/12) lalu, para pemimpin puncak dan pembuat kebijakan berjanji akan fokus pada menstabilkan ekonomi pada tahun 2023 dan meningkatkan penyesuaian kebijakan untuk memastikan target utama tercapai.
Banyak Perusahaan Masuk Daftar Hitam AS