Jumat, 3 Oktober 2025

Kepala Badan Pangan Sebut Harga Bahan Pokok Jelang Natal dan Tahun Baru Relatif Stabil

Bahan pokok yang mengalami penurunan harga adalah ayam. Arief mengimbau agar livebird-nya diserap oleh BUMN supaya membantu para peternak.

Tribunnews/Endrapta Pramudhiaz
Kepala Badan Pangan Nasional/NFA Arief Prasetyo Adi. Arief Prasetyo Adi mengunjungi pasar retail modern guna memastikan ketersediaan dan harga pangan kebutuhan pokok.   

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengunjungi pasar retail modern guna memastikan ketersediaan dan harga pangan kebutuhan pokok.  

Ia memeriksa kesiapan pasar modern memenuhi lonjakan permintaan jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Tak sendiri, ia turut datang bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan ke dua retail modern, yaitu Hypermat Puri Indah dan Superindo Intercon yang keduanya terletak di Jakarta Barat.

Baca juga: Kepala Badan Pangan Ungkap Stok Beras Pemerintah Menipis, Tersisa 295 Ribu Ton

“Setiap menyambut Hari Besar termasuk Nataru, konsumsi masyarakat meningkat sehingga permintaan dan transaksi bahan kebutuhan pangan juga meningkat termasuk di berbagai outlet modern market," kata Arief dalam keterangan resmi, Kamis (8/12/2022).

Tidak hanya stok dan kondisi harga, ia juga memastikan kesiapan berbagai sarana pendukung.

Bahan pokok yang diperiksa dalam kunjungan ini meliputi produk pangan strategis seperti beras, gula, daging ayam, telur, daging sapi, dan minyak goreng di dua titik retail modern. 

Arief berujar harga bahan pokok relatif stabil. Ada yang mengalami kenaikan, begitu pula penurunan. Harga yang naik disebut karena pengaruh permintaan.

“Misalnya beras premium. Harganya sekitar Rp 64.000 per 5 kilogram (kg). Artinya sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12.800 per kg. Begitu juga harga gula pasir sekitar Rp 13.000-13.500 per kg. Masih sesuai HET," katanya.

Baca juga: Mengenal Hanjeli Pangan Pengganti Beras yang Belum Dilirik Petani

Bahan pokok yang mengalami penurunan harga adalah ayam. Arief mengimbau agar livebird-nya diserap oleh BUMN supaya membantu para peternak.

Adapun harga yang naik itu telur ayam. Hal itu disebabkan telur merupakan komoditas yang produksinya tidak bisa dipacu atau dipercepat secara serta-merta. 

“Apabila tiba-tiba ada lonjakan permintaan tanpa persiapan stok dan suplai yang memadai maka otomatis akan mengerek harga di pasar,” ujarnya.

Bagi produk daging ruminansia, Arief mengatakan pihaknya telah menyiapkan alternatif jenis lain. 

Misalnya daging yang dilepas oleh Bulog itu daging kerbau seharga Rp 80.000 per kg.

Selain itu tersedia juga daging frozen dengan harga yang sedikit lebih tinggi, serta daging segar dingin atau chill.

Baca juga: Badan Pangan Targetkan Harga Telur dan Daging Ayam di Kisaran HAP Pada Akhir 2022

“Jadi silahkan saja masyarakat bisa memilih daging yang mana yang mau dibeli, yang kita pastikan adalah ketersediaan dan alternatif harga supaya bisa terjangkau,” kata Arief.

Guna menjaga stabilitas harga jelang Natal dan Tahun Baru, Arief memastikan akan dilakukan banyak operasi pasar atau Gelar Pangan Murah. 

Di Jakarta, NFA telah menyiapkan minimal lima Gelar Pangan Murah. Angka itu masih bisa bertambah. 

"Setiap minggu itu pasti ada. Jadi, masyarakat silahkan hadir di situ dan itu harganya pasti baik karena tempat dan distribusinya itu di fasilitasi oleh NFA bekerjasama dengan stakeholder,” ujar Arief.

Arief menyampaikan semua persiapan dalam memastikan ketersediaan pangan jelang Natal dan Tahun Baru telah dipersiapkan bersama Kementerian/Lembaga terkait dan Pemerintah Daerah. 

Maka dari itu, masyarakat tidak perlu khawatir. Ia mengimbau agar masyarakat tetap berbelanja bijak sesuai kebutuhan dan tidak perlu menimbun pangan karena stoknya aman.

“Kita berkoordinasi setiap minggu bersama Menteri Dalam Negeri serta melaksanakan rapat rutin bersama Kemenko Perekonomian guna menjaga stabilitas stok dan harga pangan," katanya.

"Semua sudah kita atur, buktinya inflasi sebelumnya di September 5,95 persen turun di Oktober jadi 5,71 persen dan di November turun lagi ke 5,42 persen," ujar Arief melanjutkan.

Baca juga: Atasi Kekurangan Stok, Badan Pangan Nasional Minta Pemerintah Daerah Miliki Neraca Pangan

Dalam kunjungan sama, turut dihadiri perwakilan Satgas Pangan Kepolisian RI, Direktur Utama PT RNI (Persero)/ID FOOD, Direktur Bisnis Perum Bulog, perwakilan Walikota Jakarta Barat, Kepala Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DKI Jakarta, serta Perwakilan Pinsar.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved