Jumat, 3 Oktober 2025

Pemerintah Setujui Impor Beras, Mendag: 'Kalau Diperlukan Bulog Hari Ini, Besok, Lusa, Sudah Bisa'

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, kapanpun Bulog akan mengimpor bisa segera dieksekusi jika diperlukan.

Editor: Hendra Gunawan
Wartakota/Henry Lopulalan
Aktivitas pekerja di Gudang Beras Bulog, Kelapa Gading 

Pedagang beras Pasar Induk Cipinang mendesak pemerintah untuk segera melakukan impor beras lantaran stoknya sudah menipis.

Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (KKPIBC), Zulkifli Rasyid mengatakan, sejak Agustus kemarin stok beras menipis di Pasar Induk Beras Cipinang.

Baca juga: Indonesia Telah Beli Beras dari Luar Negeri, Jaga-jaga Jika Bulog Tak Bisa Penuhi Stok Cadangan

Bahkan disebutkan dia, stok beras akan kritis di Desember 2022 hingga Februari 2023.

"Kami sebagai pelaku pasar, kalau mengetahui surplus kan harusnya lebih. Tapi kenyataannya sekarang ini mulai di bulan Agustus kemarin itu stok beras berkurang dan menipis sampai saat ini," ujarnya dalam diskusi Pataka secara virtual, Selasa (29/11/2022).

"Menurut kami para pelaku pasar, pemerintah harus segera mengimpor sebab kalau seandainya pemerintah tidak mengimpor, wasalam. Nanti sama sama kita buktikan bulan Desember sampai Februari yang akan datang," sambung Zulkifli.

Menurut dia, langkah impor beras tidak ada salahnya apabila stok di dalam negeri tidak mampu mencukupi permintaan.

Baca juga: Pemerintah Berencana Impor Beras Penuhi Kebutuhan Tahun Ini, Budi Waseso: Ini Perintah Negara

Sebab, jika tidak demikian, bisa-bisa pedagang bisa gulung tikar karena tidak ada barang yang dijual.

"Kita boleh-boleh saja impor di saat kita perlu sementara kita tidak boleh impor di saat panen dan beras berlebih. Jadi kami mohon dengan kerendahan hati dari pelaku pasar. Bagi kami yang penting ada barangnya yang kami jual, mahal pun kami jual," ungkap dia.

NFA Bakal Gelar Operasi Pasar Jaga Stabilitas Harga Beras Jelang Nataru

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi menyampaikan, pihaknya bakal menggelar operasi pasar dengan mengoptimalkan cadangan beras Bulog untuk menjaga stabilitas harga beras jelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).

Arief menjelaskan, cadangan beras Bulog per November ini berada di posisi 569 ribu ton, sehingga untuk stabilisasi di bulan November-Desember diperlukan pelepasan stok sekitar 150-200 ribu ton per bulan.

Menurutnya, intervensi pasar guna menjaga agar harga beras tetap terkendali dan tidak membebani inflasi.

"Di semester ke-2 ini khususnya November-Desember menjelang Nataru memang waktunya kita melepas stok untuk pengendalian harga. Terlebih pemerintah menargetkan inflasi di November dan Desember ini turun agar tidak melebihi angka pertumbuhan ekonomi," kata Arief, dikutip Rabu (30/11/2022).

Baca juga: Januari Mulai Panen Raya, Indef Berharap Bulog Tidak Lagi Impor Beras

Lebih lanjut, Arief mengatakan, melalui aksi operasi pasar tersebut, dia menargetkan stok beras di tingkat masyarakat tersedia serta stabilitas harga dapat terjaga.

"Kita akan optimalkan stok Bulog yang tersedia sekarang sekitar 569 ribu ton, sambil terus melakukan penyerapan. Memang target kita stok beras Bulog di akhir tahun 1,2 juta ton dengan mengutamakan produksi dalam negeri, tetapi apabila sampai waktunya belum juga bisa terpenuhi, terpaksa last option harus kita cukupi dari luar," ungkapnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved