Kamis, 2 Oktober 2025

Harga Kedelai Naik, Tempe dan Tahu Pun Ikut Sumbang Inflasi

Inflasi Indonesia pada bulan ini salah satunya disebabkan oleh melonjaknya harga kedelai dan turunannya seperti tahu dan tempe.

Editor: Hendra Gunawan
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pekerja melakukan proses produksi tahu di salah satu pabrik di Kawasan Sentra Perajin Tahu Cibuntu, Jalan Aki Padma, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (17/10/2022). Perajin tahu dan tempe di Jawa Barat batal melakukan aksi mogok produksi massal yang sedianya akan digelar pada 17-19 Oktober 2022 imbas dari kenaikan harga kedelai yang sudah menyentuh Rp 13.100 per kilogram. Para perajin memutuskan untuk menaikkan harga jual kepada pembeli supaya bisa menutupi biaya produksi yang terus merangkak, dengan kenaikan harga bervariasi Rp 500 hingga Rp 1.000 per buah. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah mengarahkan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri melalui perluasan lahan produksi kedelai, dan hasilnya dibeli dengan harga Rp 10.000 per kg.

Kondisi yang ada, petani tidak bisa menanam kedelai jika harganya di bawah Rp 10.000 per kg, karena akan kalah dengan harga kedelai impor yang hanya sekitar Rp 7.000 per kg.

Baca juga: Mendagri Dorong Pemda Tak Ragu Gunakan Instrumen Keuangan APBD untuk Kendalikan Inflasi

“Dengan penetapan kebijakan harga acuan tersebut, ini akan menarik petani untuk lebih semangat berproduksi karena harganya diatur sehingga tidak merugikan petani. Keterlibatan BUMN pangan di sini penting dalam aspek penugasan untuk membeli kedelai dari petani sesuai harga yang ditentukan,” ujar Arief.

Dari sisi perlindungan usaha bagi pengrajin tahu-tempe, Badan Pangan telah mendorong pemberlakuan kembali program Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai untuk Pengrajin Tahu dan Tempe.

Kebijakan ini untuk membantu para pengrajin tahu-tempe agar tetap berproduksi di tengah lonjakan harga komoditas kedelai saat ini.

Menurut Arief, program ini sangat penting dan strategis untuk menjaga produktivitas dan keberlangsungan usaha pengrajin. Melalui bantuan penggantian selisih harga tersebut pengrajin tahu dan tempe akan memperoleh subsidi Rp 1.000 untuk setiap kg pembelian kedelai.

Mengutip pemberitaan Tribunnews.com akhir pekan lalu, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jawa Barat tengah melakukan komunikasi dengan perajin tahu tempe yang tergabung di Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) dan Perum Bulog.

Diskusi ini untuk mencari jalan tengah menghadapi kenaikan harga kedelai.

Kepala Disperindag Jabar, Iendra Sofyan, menjelaskan, pihaknya telah memberikan subsidi kacang kedelai Rp 1.000 per kilogram sampai akhir 2022.

Terkait aksi mogok yang dilakukan sebagian perajin tahu tempe di Jabar, Iendra menilai aksi mogok produksi yang dilakukan mulai Jumat (28/10/2022) sampai Minggu (30/10/2022) seperti adanya penyesuaian harga.

"Jadi, tiga hari berhenti dahulu (produksi), setelah itu menaikkan harga. Ketersediaan yang kami pantau di pasar, kedelai masih aman dan harga pun masih sesuai atau sama dengan sebelumnya," katanya saat dihubungi, Jumat (28/10/2022).

Iendra mengakui pihaknya sudah mencoba berkomunikasi dengan para perajin yang hendak mogok produksi.

Dia pun mengaku memahami walau nantinya ada kenaikan harga tahu dan tempe, tetapi mereka akan melihat sampai sejauh mana dan apa penyebabnya.

"Saya pikir kalau target sampai 10 persen (kenaikan) itu tak terlalu besar." katanya.

"Kalau memang ada hal yang belum terpenuhi, kami coba usulkan ke pemerintah pusat agar nanti kami sampaikan secara tertulis," ujarnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved