Menko Airlangga Sebut Potensi Hilirisasi Komoditas Jagung Sangat Besar
Kendati demikian, pelaku usaha menghadapi tantangan, antara lain lokasi industri pengolahan jagung terkonsentrasi di wilayah tertentu.
Mulai dari proses panen, penanganan pascapanen, penyimpanan, serta proses transportasi dan distribusi, sehingga kehilangan volume jagung menjadi sekecil-kecilnya.
"Untuk itu, inovasi teknologi pertanian tepat guna perlu diterapkan dengan precision agriculture," tuturnya.
Baca juga: Papua Muda Inspiratif dan BIN Berhasil Berdayakan 120 Orang Bekerja Kelola Lahan Jagung di Tambrauw
Airlangga menambahkan, kunci sasaran ketiga adalah diservifikasi pangan, di mana pemerintah ingin agar basis ketahanan pangan tidak didominasi oleh satu atau dua komoditas.
"Melainkan ada diservikasi atau keragaman dengan meningkatkan produksi komoditas lain seperti kedelai, singkong, sorgum, dan lain-lain. Pemerintah terus mendorong penggunaan benih unggul hasil rekayasa genetik atau genetically modified organism, yang dapat meningkatkan tingkat produktivitas berkali-kali lipat," pungkasnya.