ICT Watch: Promosi Budaya di Dunia Digital Perlu Dibekali Media Skill
ICT Watch memaparkan promosi kebudayaan negeri sendiri melalui dunia digital perlu dibekali dengan kecakapan digital.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ICT Watch memaparkan promosi kebudayaan negeri sendiri melalui dunia digital perlu dibekali dengan kecakapan digital.
Memanfaatkan media digital secara maksimal untuk kegiatan promosi budaya Indonesia dinilai membawa dampak positif bagi pelestarian budaya.
"Promosi budaya dapat dilakukan ketika seseorang telah dibekali dengan kecakapan digital dan media skill," ujar Anggota ICT Watch Andy Hardiyanti Hastuti , Kamis (21/7/2022).
Baca juga: Penuhi Kebutuhan Hunian Milenial, Perumnas Optimalkan Digitalisasi
Andy menambahkan, bentuk promosi budaya melalui media digital pun akan beragam yakni melalui media film, serta beragam platform seperti Twitter, Facebook, Instagram, Youtube, hingga WhatssApp.
"Untuk promosi Budaya Indonesia di platform digital buatlah konten positif berupa audio visual yang bisa mengangkat budaya Indonesia," tutur Andy.
Baca juga: Perwakilan ICT Watch NTB: Membagikan Data Diri Menjadi Pintu Gerbang Penipuan di Era Digital
Masuk di ruang lingkup digital juga harus dipenuhi dengan kesadaran, tanggung jawab, integritas, dan kebajikan. Penting untuk melakukan riset, sebelum mem-posting, serta pahami netiket dan belajar dari kesalahan.
Sedangkan, Ketua Komisi 5 PORDASI Kota Bekasi Alchairi berujar, budaya digital adalah budaya Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dengan nilai cinta kasih, kesetaraan, harmonisasi, demokratis dan gotong royong.
"Jangan sampai kita mengaburkan wawasan kebangsaan dan budaya indonesia, hingga membuat menipisnya kesopanan. Jangan sampai kebebasan berekspresi mengilangkan batas privasi," kata Alchairi.
Webinar Makin Cakap Digital 2022 Wilayah Nusa Tenggara Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Siberkreasi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama: digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia makin cakap digital.