Menparekraf Sandiaga Uno Ungkap Inovasi Pengolahan Jagung Ke UMKM

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengajarkan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk dapat memberi nilai tambah ke komoditas jagung.

Sandiaga menuturkan, pelatihan pengolahan jagung menjadi susu dan puding yang diajarkan kepada peserta guna menciptakan inovasi baru untuk berwirausaha. Ia berharap, pelatihan tersebut dapat menjadi nilai tambah dan meningkatkan peluang pekerjaan baru.

"Provinsi Gorontalo dikenal sebagai penghasil jagung, pengolahan jagung dan pelatihan ini, saya berharap nilai tambahnya dirasakan oleh masyarakat. Bila nilai tambah meningkat, lapangan kerja terbuka sehingga penghasilannya dirasakan masyarakat, disinilah ekonomi bergerak," ujar Sandiaga dalam keterangannya, Kamis (14/7/2022).

Baca juga: Roadmap Industri Hasil Tembakau Nasional Harus Berpihak Pada Dunia Usaha

Di kesempatan itu, Sandiaga juga menyampaikan program Kemenparekraf untuk membantu promosi kepada para pelaku UMKM. Sehingga, penghasilan para pelaku UMKM diharapkan bisa meningkat.

"Kita punya solusi di Kemenparekraf, saya pengalaman dalam menghadirkan jalan keluar agar para ibu - ibu ini kita bantu promosinya, kita buka jaringannya, dan suatu saat penghasilan mereka akan meningkat," ucap Sandiaga.

Sementara itu, salah satu pelaku UMKM Yukemi Botutihe mengungkapkan dengan pelatihan yang diadakan para peserta dapat bangkit dari keterpurukan dalam ekonominya.

"Ini bisa membantu kita yang notabenenya memang sudah terpuruk dalam perekonomian. InsyaAllah kedepannya kita pastikan ini berkembang, karena tadikan sudah dibantu promosi sama Pak Sandi dan itu sangat membantu sekali," kata Yukemi.

Pelatihan tersebut digelar Yayasan Indonesia Setara (YSI) bersama Small Enterprise Hub (SMESHUB) di Markas Food, Jalan Joesoef Dalie, Wongkaditi Barat, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Pelatihan ini diikuti ratusan peserta yang berasal dari pelaku UMKM, milenial, hingga emak-emak.