Emiten ChemStar Optimistis Kinerja Tak Terganggu Tekanan Inflasi dan Pelemahan Rupiah
ChemStar Indonesia Tbk (CHEM) optimistis dapat menghadapi tekanan inflasi dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten produsen kimia tekstil PT ChemStar Indonesia Tbk (CHEM) optimistis dapat menghadapi tekanan inflasi dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sempat tembus Rp 15.000.
Direktur Utama ChemStar Indonesia Kwee Sutrimo mengatakan, perseroan optimistis kinerja keuangan tidak akan terlalu berpengaruh terhadap volatilitas inflasi dan nilai tukar.
"Perseroan telah memiliki pengalaman melewati berbagai krisis, termasuk pelemahan mata uang rupiah yang pernah naik hingga menyentuh Rp 17.000 per dolar AS," kata Kwee, Jakarta, Jumat (8/7/2022).
Baca juga: Pemerintah dan Bank Indonesia Perlu Perkuat Koordinasi Hadapi Ancaman Inflasi Global
"Kami memiliki principal dan kami juga sudah melakukan kontrak dengan pemasok bahan baku," sambungnya.
Sekretaris Perusahaan ChemStar Wenty Akbar Rasjid menambahkan, inflasi dan pelemahan rupiah akan berdampak pada kenaikan bahan baku, tetapi sebagian dibebankan kepada harga jual.
“Kenaikan harga akan berdampak ke bahan baku. Sebagian kami transfer ke customer, sebagian besar bisa kami manage," ucap Wenty.
Baca juga: Anggota Komisi XI DPR Minta Pemerintah Antisipasi Dampak Pelemahan Rupiah
Pada tahun ini, perseroan menargetkan peningkatan penjualan sebesar 14 persen menjadi senilai lebih dari Rp 100 miliar.
Perkiraan ini tidak lepas dari karena kondisi permintaan yang tinggi dari akibat supply-chain shock atau tidak terpenuhinya permintaan industri tekstil domestik seiring dengan krisis energi dan tingginya tarif logistik.
ChemStar Indonesia pagi ini secara resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).
ChemStar melepas saham sebanyak-banyaknya 500 juta saham baru atau 29,41 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Perseroan menetapkan harga penawaran umum perdana saham sebesar Rp150 per saham dengan raihan dana segar Rp75 miliar.