Harga Minyak Mulai Naik Akibat Meningkatnya Kekhawatiran Pelaku Pasar Terkait Pasokan
Harga minyak dunia naik hampir 3 persen pada perdagangan hari ini, Rabu (6/7/1011). Kenaikan ini terjadi karena meningkatnya kekhawatiran pasokan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Harga minyak dunia naik hampir 3 persen pada perdagangan hari ini, Rabu (6/7/1011). Kenaikan ini terjadi karena meningkatnya kekhawatiran pasokan di pasar bahan bakar.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik sebanyak 3,08 dolar AS, atau 2,9 persen menjadi 105,85 dolar AS per barel di awal perdagangan hari ini, setelah merosot 9,5 persen pada Selasa (5/7/2022) kemarin, yang menjadi penurunan terbesar sejak bulan Maret.
Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,64 dolar AS, atau 2,7 persen menjadi 102,14 dolar AS per barel, setelah ditutup di bawah 100 dolar AS di sesi sebelumnya.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Terbaru Hari Ini Rabu, 6 Juli 2022, Turun Harga Mulai Filma, Sovia hingga Sania
"Hari ini adalah semacam reset. Tidak diragukan lagi ada short cover dan pemburu barang murah datang. Cerita fundamental mengenai keketatan global masih ada. Aksi jual itu pasti berlebihan," kata Partner di perusahaan pasar modal Again Capital LLC, John Kilduff.
Sekretaris Jenderal OPEC, Mohammad Barkindo mengatakan pada Selasa kemarin, industri minyak dunia sedang terdesak, karena kurangnya investasi selama bertahun-tahun. Barkindo menambahkan, kekurangan pasokan dapat diatasi jika mendapat pasokan tambahan dari Iran dan Venezuela.
Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev juga memperingatkan proposal pembatasan harga minyak Rusia yang diusulkan Jepang, dapat mendorong harga minyak di atas 300 dolar AS hingga 400 dolar AS per barel.
Kekhawatiran pasokan bertambah, saat pegawai migas di Norwegia mengumumkan aksi mogok kerja. Namun pada Selasa kemarin, pemerintah Norwegia telah melakukan intervensi untuk menghentikan pemogokan. Aksi pemogokan ini dikhawatirkan dapat memperparah krisis energi di Eropa.
Pada Sabtu (2/7/2022) kemarin, Asosiasi Minyak dan Gas Norwegia (NOG) mengatakan pemogokan itu dapat memotong ekspor gas harian sebesar 1.117.000 barel setara minyak (boe), atau 56 persen dari ekspor gas harian, dan sekitar 341.000 barel minyak akan hilang.
Kekhawatiran mengenai resesi juga ikut membebani pasar bahan bakar. Ekonomi Amerika Serikat (AS) telah berkontraksi selama dua kuartal berturut-turut tahun ini, yang dianggap sesuai dengan definisi teknis dari resesi.
Baca juga: Harga Minyak Anjlok di Bawah 100 Dolar AS Per Barel Untuk Pertama Kalinya Sejak Awal Mei
Banyak Bank Sentral dari anggota Group of Ten (G10) telah menaikkan suku bunga pada bulan Juni lalu. Dengan inflasi yang berada di level tertinggi selama beberapa dekade, laju pengetatan kebijakan moneter di beberapa negara diperkirakan tidak akan berhenti pada paruh kedua tahun ini.
"Meskipun minyak mentah masih menghadapi masalah kekurangan pasokan, faktor kunci yang menyebabkan aksi jual tajam pada minyak kemarin tetap ada," kata analis CMC Markets, Leon Li.
Li mengatakan, harga minyak akan berada di bawah tekanan kebijakan bank sentral global yang semakin ketat dan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS.
"Dengan demikian, rebound hari ini bisa menjadi koreksi jangka pendek untuk bear dan harga minyak kemungkinan akan tetap di bawah tekanan dalam waktu dekat," ungkapnya.