Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Persilakan Ukraina Ekspor Gandum Lewat Pelabuhan Yang Telah Dikuasai Rusia
Rusia siap mendukung ekspor biji-bijian melalui pelabuhan di bawah kendalinya. Salah satunya adalah pelabuhan di Mariupol.
"Ini mengancam puluhan juta orang ke jurang kerawanan pangan, diikuti oleh kekurangan gizi, kelaparan yang massal dan ekstrem, dalam krisis yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun," kata Guterres yang mengunjungi Moskwa dan Kyiv akhir bulan lalu.
Ukraina biasanya mengekspor sebagian besar barangnya melalui pelabuhan tetapi sejak invasi Rusia pada 24 Februari, negara itu terpaksa mengekspor dengan kereta api atau melalui pelabuhan kecil di Sungai Danube.
"Jika Anda punya hati, silakan buka pelabuhan ini," kata Kepala makanan PBB David Beasley mengimbau Presiden Rusia Vladimir Putin.
Beasley mengepalai Program Pangan Dunia, yang memberi makan sekitar 125 juta orang dan membeli 50 persen gandumnya dari Ukraina.
Baca juga: Rusia Klaim Telah Ambil Kendali Penuh atas Mariupol Ukraina
Menurutnya, ini bukan hanya tentang Ukraina tapi tentang yang termiskin dari yang miskin yang berada di ambang kelaparan saat ini.
Rusia dan Ukraina bersama-sama menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global.
Ukraina juga merupakan pengekspor utama jagung, jelai, minyak bunga matahari dan minyak lobak.
Sementara Rusia dan Belarusia - yang telah mendukung Moskwa dalam serangan ke Ukraina - menyumbang lebih dari 40 persen ekspor kalium global, nutrisi tanaman.
Blinken mengatakan Rusia harus dipaksa untuk membuat koridor keamanan, sehingga makanan dan pasokan penting lainnya dapat meninggalkan Ukraina melalui darat atau laut.
"Diperkirakan ada 22 juta ton biji-bijian yang tersimpan di silo di Ukraina saat ini. Makanan yang bisa langsung digunakan untuk membantu mereka yang membutuhkan jika bisa keluar begitu saja dari negara itu," kata Blinken.
PBB mengatakan 36 negara mengandalkan Rusia dan Ukraina untuk lebih dari setengah impor gandum mereka.
Termasuk diantaranya adalah beberapa negara yang termiskin dan paling rentan di dunia, termasuk Lebanon, Suriah, Yaman, Somalia, dan Republik Demokratik Kongo.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan Guterres sudah berbicara dengan Wakil Perdana Menteri pertama Rusia Andrei Belousov pada Selasa (17/5/2022) tentang ekspor pupuk dan biji-bijian Rusia.
"Diskusi, sejauh yang saya tahu, berjalan dengan baik dan positif," kata Nebenzia kepada wartawan pada Rabu (18/5/2022).
Tetapi dia mengisyaratkan bahwa akses Ukraina ke pasar internasional adalah masalah yang terpisah.
"Kami siap untuk melakukan bagian kami. Akses pasar gandum Ukraina, itu hal lain," kata Nebenzia.