Jumat, 3 Oktober 2025

Riset: 63 Persen Karyawan Stres karena Problem Keuangan Meningkat Akibat Pandemi  

Sebanyak 63 persen karyawan mengatakan bahwa stres akibat kondisi keuangan meningkat semenjak pandemi.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Verywell Mind
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Riset tahunan Employee Financial Wellness PWC menyatakan, 63 persen karyawan mengatakan bahwa stres akibat kondisi keuangan meningkat semenjak pandemi.

Stres finansial ini turut menyebabkan berkurangnya produktivitas dan performa pekerjaan, saat 45 persen  karyawan mengaku bahwa kondisi finansial menghambat produktivitas saat bekerja.

Mereka juga cenderung dua kali lebih mungkin untuk mengajukan pinjaman dana ke perusahaan, atau mencairkan sebagian uang atau seluruhnya dari dana pensiun, seperti BPJS Ketenagakerjaan.

"Karena itulah, kini 72 persen karyawan lebih tertarik untuk bekerja di perusahaan yang peduli terhadap kesehatan finansial mereka," kata Jansen Jumino, Direktur Layanan Finansial dari Mekari dalam keterangan tertulis, Rabu (15/3/2022).

Baca juga: Tesla Pecat Karyawannya Setelah Bocorkan Sistem Full Self Driving di YouTube

Temuan ini sejalan dengan riset Mercer Marsh Benefit pada bulan November 2021, dimana program manfaat kesejahteraan perusahaan terbukti mempengaruhi tingkat semangat dan loyalitas karyawan.

"Juga survei yang dilakukan oleh Ceridian terhadap 1004 karyawan berusia 18-44 tahun juga menunjukkan bahwa 83% karyawan memilih untuk punya akses terhadap gaji mereka kapan saja dan sekitar 81% juga akan memilih tempat bekerja yang punya kebijakan sistem EWA ketimbang yang tidak," kata Jansen.

Baca juga: Pakar Ekspresi Analisis Gestur Doni Salmanan, Tak Setenang yang Dikira, Diduga Stres dan Tak Berdaya

Melihat berbagai fakta itu, kata Jansen perusahaan berperan untuk meringankan beban finansial karyawan secara tidak langsung mereka membentuk citra positif yang berkaitan dengan loyalitas karyawan dan kenaikan daya tarik di mata pencari kerja.

Fakta inilah yang mendorong Mekari, startup software-as-a-service (SaaS) ini memperkenalkan Mekari Flex sebagai upaya terbarunya untuk mendukung perusahaan dalam memberikan berbagai manfaat (benefit) guna meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Baca juga: Bagi Milenial dan Gen Z, Ngemil Jadi Obat Meredam Stres

Di dalamnya terdapat  fitur inovatif Earned Wage Access (EWA) yang memungkinkan karyawan untuk mencairkan gajinya lebih awal.

Gaji yang diakses lebih awal akan dipotong dari gaji di bulan yang sedang berjalan, sehingga perusahaan tidak perlu mengalokasikan budget khusus.

Proses pencairan EWA pun mudah, yakni melalui aplikasi Mekari Flex yang tersedia untuk iOS dan Android dan karyawan dapat  mengajukan pencairan gaji sewaktu-waktu secara mandiri tanpa membebani tim HR.

Fitur ini tidak hanya membantu perusahaan klien Mekari untuk meningkatkan motivasi dan menjauhkan karyawan dari stres, namun juga menunjang pemenuhan kebutuhan darurat mereka tanpa membebani arus kas perusahaan.

Dengan melakukan pencairan gaji sebelum periode payroll, karyawan bisa mengatur finansialnya dengan lebih fleksibel, tanpa dikenai bunga dan prosedur yang rumit.

Dalam 12 bulan terakhir, Mekari telah mencatatkan peningkatan Gross Merchandise Value (GMV) sebesar 12x lipat dan jumlah pengguna yang bertransaksi aktif mencapai angka puluhan ribu, dengan total transaksi sejumlah ratusan ribu.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved