Minggu, 5 Oktober 2025

BRI Patok Pertumbuhan Penyaluran Kredit Tahun Ini Hingga Mencapai 10 Persen

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) optimistis bakal meningkatkan kinerja pada tahun ini.

Editor: Hendra Gunawan
Istimewa
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Sunarso 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) optimistis bakal meningkatkan kinerja pada tahun ini.

Optimisme tersebut berdasarkan daya beli masyarakat yang mulai pulih.

Bank BUMN ini mematok pertumbuhan kredit 8%-10% secara year on year (yoy) pada tahun ini.

Pertumbuhan kredit itu ditopang oleh pertumbuhan ke segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang selama ini telah dikenal sebagai backbone utama BRI.

Baca juga: BNI Bakal Ekspansif di Kredit Sindikasi Tahun Depan

Strategi ini sejalan dengan upaya BRI dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.

Dengan kinerja keuangan yang solid saat ini, Sunarso menjelaskan terdapat ruang bagi perseroan untuk memantik pertumbuhan ekonomi lewat ekspansi kredit.

Kemampuan BRI untuk melakukan ekspansi tercermin dari Loan to Deposit ratio (LDR) yang masih berada di angka 83% (per September 2021).

Kemampuan ekspansi ini ditopang oleh permodalan yang kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 24% atau tiga kali lipat di atas threshold yang diatur Bank Indonesia (BI).

“Bagaimana kami melihat peluang ke depan? LDR kami berada di kisaran 83% sedangkan yang optimal, bahkan regulator memberikan batasan atas 92%, artinya BRI masih punya ruang yang cukup secara likuiditas untuk menumbuhkan kredit.

Baca juga: Bank Mandiri Taspen Gelar Program Bedah Rumah Bagi Pensiunan di Tengah Pandemi

Maka BRI masih punya kesempatan untuk tumbuh secara agresif ke depan, tentu agresif yang disertai dengan kehati-hatian,” jelas Direktur Utama BRI Sunarso dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Minggu (9/1/2022).

Kendati demikian, BRI telah mengantisipasi sejumlah tantangan bisnis utama pada tahun ini. Pertama, kondisi pengendalian Covid-19.

Kemudian aset-aset itu akan dikelola dengan sangat hati-hati, dengan prudential principal yang tinggi sehingga di tengah pandemi Covid-19.

Kedua, pihaknya memitigasi adanya efek dari arah kebijakan moneter global mau pun dari dalam negeri.

Baca juga: Hari ini! Batas Akhir Penukaran Kartu ATM BCA Non Chip ke Kartu ATM BCA Chip, Ini Cara Tukarnya

Federal Reserve (The Fed) telah memulai proses tapering off sejak November 2021 semakin membuka peluang bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut untuk mengerek kembali suku bunga acuannya.

Bank Indonesia (BI) akan merespon arah kebijakan moneter AS dengan ikut mengerek suku bunga acuan pada 2022.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved