Sabtu, 4 Oktober 2025

Tekan Impor Produk Turunan Petrokimia, Kapasitas Produksi Paraxylene Digenjot

Pengembangan industri petrokimia nasional melalui PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro) terus bergerak maju.

ist
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengembangan industri petrokimia nasional melalui PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro) terus bergerak maju.

Langkah strategis pengembangan TubanPetro bersama anak-anak usaha, akan menjadi jawaban atas persoalan masih tingginya impor bahan petrokimia yang menjadi salah satu ganjalan bagi neraca perdagangan Indonesia.

Salah satu proyek pengembangan yang berjalan yaitu Proyek Revamping Aromatik. Pada 20 Desember, PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), anak usaha TubanPetro, telah menyelesaikan Outside Battery Limit (OSBL) Proyek Revamping Aromatik.

Direktur Utama PT Tuban Petrochemical Industries, Sukriyanto, menjelaskan bahwa revamping Kilang TPPI adalah salah satu milestone penting dari serangkaian langkah-langkah yang disepakati dalam Perjanjian antara Menteri Keuangan Republik Indonesia dan PT Pertamina (Persero) pada Agustus 2018, dalam rangka pengembangan industri petrokimia nasional.

Baca juga: Sinergi dengan DPR, BPH Migas Dorong Banyumas dan Cilacap Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi

’’Langkah tersebut diawali dengan pengambilalihan TubanPetro oleh Menteri Keuangan dan Pertamina, peningkatan kepemilikan saham di TPPI dan sekaligus memberikan tambahan modal utk peningkatan kapasitas kilang serta inisiasi beberapa proyek pengembangan pada anak perusahaan TubanPetro lainnya,’’ ucap Sukriyanto dalam keterangannya, kemarin.

Disampaikan Sukriyanto, TubanPetro berkomitmen penuh untuk mengelola proyek kilang Aromatik guna menurunkan impor produk turunan petrokimia.

Melalui Proyek Revamping Aromatik, TPPI akan mampu meningkatkan kapasitas produksi Paraxylene dari 600 ribu menjadi 780 ribu ton setiap tahunnya dan juga meningkatkan kapasitas produksi Benzene dari 440 ribu menjadi 500 ribu ton per tahun.

Dalam penyelesaian OSBL berupa 5 unit tangki yang berfungsi tidak hanya untuk mendukung keseluruhan proyek Revamping Aromatik, namun juga dapat meningkatkan fleksibilitas operasional Kilang TPPI.

Baca juga: Gandeng Surveyor Indonesia, Pertamina Rosneft Tingkatkan TKDN di Kilang Tuban

Penyelesaian OSBL ini termasuk pembangunan 5 unit tangki, lengkap dengan sistem perpipaan, kelistrikan, instrumentasi dan safety.

Pembangunan OSBL yang telah selesai dan di-commissioning terdiri dari 3 tangki kapasitas 40.000 kl, 1 tangki kapasitas 38.000 kl, dan 1 tangki kapasitas 15.200 kl.

Semuanya sudah mulai digunakan dalam operasi Kilang TPPI sejak 18 Desember 2021.

Untuk diketahui, pengembangan dari Kilang TPPI dibagi menjadi dua bagian utama. Pertama, Proyek Revamp TPPI guna memaksimalkan produksi Paraxylene.

Lalu, yang ke-dua adalah Proyek Olefin TPPI dimana dalam rancangannya mengintegrasikan kebutuhan Kilang Olefin dari Kilang TPPI existing dengan kilang-kilang Pertamina yang ada.

Dengan demikian, dapat meningkatkan keekonomian proyek dan juga Kilang TPPI.

Perluasan kapasitas produksi di usaha TubanPetro yang lain, yakni Polytama Propindo, juga pararel dilakukan.

Polytama telah menunjuk Basell Poliolefine Italia S.r.l (LyondellBasell) sebagai penyedia lisensi teknologi proses polipropilena yaitu Spheripol untuk Proyek Polipropilena Balongan (Proyek PP Balongan).

Sukriyanto menyampaikan, Polytama sebagai salah satu produsen resin polipropilena terbesar di Indonesia akan memulai Proyek PP Balongan sebagai upaya penambahan kapasitas produksi resin polipropilena dalam negeri.

Proyek Polipropilena Balongan ini adalah proyek pembangunan Plant polipropilena kedua Polytama dengan kapasitas terpasang sebesar 300,000 MTPA.

’’Perluasan kapasitas produksi Polytama juga sejalan dengan harapan Presiden RI Joko Widodo terkait optimalisasi industri petrokimia di tanah air untuk menekan kebutuhan impor petrokimia dalam negeri,’’ ucap Sukriyanto.

Presiden Direktur Polytama Didik Susilo menyampaikan, tahapan selanjutnya akan dilanjutkan dengan fase engineering dan diperkirakan akan memulai pekerjaan konstruksi pada Q3 tahun 2022 dengan target commissioning pada Q3 2024.

Teknologi proses tersebut akan digunakan untuk tambahan 300 KTA Plant polypropylene yang akan dibangun di Balongan, Jawa Barat, Indonesia, yang diharapkan dapat selesai pada 2024.

Berita ini tayang di Kontan: Kilang Pertamina dan TubanPetro Tingkatkan Kapasitas Produksi TPPI dan Polytama

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved