Sabtu, 4 Oktober 2025

Lokal BRIcerita

Berinovasi dan Sukses Kembangkan Potensi Desa, 3 Pengusaha Lokal Sukses Raih Omzet Ratusan Juta

Mereka adalah Ai Garneli asal Majalaya, Nardi asal Wangunharja, dan Sunardi asal Gempol Kolot yang berhasil mendulang omzet dengan bekerja dari desa

Editor: Content Writer
TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Ilustrasi masyarakat desa. 

Dengan memiliki beragam lini usaha, pengusaha lokal mampu bertahan di berbagai situasi, termasuk di bawah tekanan selama pandemi.

Selain itu, agar sukses di desa, pengusaha lokal harus memiliki kemampuan untuk mengelola modal. Dengan pengelolaan modal yang baik, pengusaha lokal mampu meningkatkan pendapatan dan mengembangkan usaha yang dimiliki.

“Sudah tiga kali meminjam uang (di Bank BRI) dengan pencairan pertama Rp 4 juta, beberapa tahun kemudian Rp 800 juta, dan terakhir RP 1,3 miliar,” katanya.

Nardi pengusaha lokal asal Wangunharja.
Nardi pengusaha lokal asal Wangunharja. (Tribun Jabar)

Dari modal tersebut, Nardi memastikan dana tersebut semuanya dialokasikan ke berbagai “pipa” bisnis yang dimilikinya, termasuk AgenBRILink.

"Setiap transaksi (lewat AgenBRILink) itu saya menetapkan nominal biaya transaksi tergantung nominalnya. Kalau di sini itu per kelipatan Rp 5 juta biayanya Rp 5 ribu, kalau Rp 10 juta biayanya Rp 10 ribu dan kalau Rp 20 juta biayanya Rp 20 ribu," ujar Nardi.

Efek positif dari pengelolaan modal yang baik pun dirasakan olehnya. Dari seluruh modal tersebut, ia mampu meraih omzet Rp 700 juta hingga Rp 900 juta per bulan dari aneka sumber bisnis yang dimilikinya.

Jeli melihat peluang berefek positif bagi masyarakat desa

Selain mampu menyejahterakan diri sendiri, kemampuan jeli melihat peluang juga bisa memberi efek positif luar biasa bagi masyarakat desa.

Kepala Desa Gempol Kolot, Sunardi mengatakan, desanya tersebut tak memiliki keistimewaan khusus. Mulai dari infrastruktur yang belum memadai, pendidikan rendah, hingga angka kemiskinan yang tinggi menyelimuti Desa Gempol Kolot.

Meskipun diselimuti berbagai tantangan, Sunardi tak mau pasrah begitu saja. Ia memutuskan untuk mulai pengembangan usaha Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dengan membudidayakan jamur merang.

"Banyak sekali tantangan, tetap ya kita mengalir saja," katanya.

Meskipun menghadapi banyak tantangan, upaya membudidayakan jamur merang mendapat sambutan baik. Menurutnya, kala itu, pendapatan yang didapatkan dari jamur merang begitu menjanjikan.

Namun, lambat laun, pamor jamur merang pun terus mengalami penurunan. Dari penurunan tersebut, warga desa Bumdes mulai mencoba mengembangkan usaha lainnya, yakni budidaya burung puyuh dan maggot.

Kepala Desa Gempol Kolot Sunardi
Kepala Desa Gempol Kolot Sunardi (Tribun Jabar)

"Sekarang usahanya sedang menurun drastis. Saat ini kita sedang mencoba untuk menggali potensi lain untuk Bumdes, salah satu juga kita melakukan perombakan pada struktur Bumdes untuk regenerasi," katanya.

Upayanya bersama warga untuk mengembangkan potensi desa membuahkan hasil. Sunardi menjelaskan, Desa Gempol Kolot sukses meraih berbagai penghargaan seperti Juara Desa Siaga Purnama pada Tahun 2017 dan 2018 lalu Desa Bebas Perilaku Buang Air Besar Sembarangan Tahun 2019.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved