Sembilan Tantangan Perbankan Lakukan Transformasi Digital
Pandemi Covid-19 mendorong industri untuk adaptasi digital dalam proses bisnisnya, terutama di industri perbankan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 mendorong industri untuk adaptasi digital dalam proses bisnisnya, terutama di industri perbankan.
Untuk itu, perbankan perlu mempersiapkan infrastrukturnya teknologi informasi (IT) yang dimilikinya dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
Senior Executive Analyst Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Roberto Akyuwen mengungkapkan, ada beberapa tantangan yang harus diperhatikan perbankan dalam melakukan transformasi.
Setidaknya ada sembilan tantangan yang dihadapi bank dalam melakukan transformasi digital, mulai dari risiko perlindungan dan pertukaran data pribadi, risiko strategis investasi di bidang IT, hingga risiko serangan siber.
“Kemudian kesiapan organisasi, risiko kebocoran data nasabah, penyalahgunaan teknologi, risiko penggunaan pihak ketiga (outsourching), infrastruktur jaringan komunikasi, kemudian ada regulatory framework yang dalam beberapa konteks mungkin dianggap belum sepenuhnya kondusif,” ujar Roberto saat webinar Hyper Automation: Customer Expectation Outlook in Post-Covid19 Era, Rabu (10/11/2021).
Baca juga: Cegah Kejahatan Siber, Perbankan dan Nasabah Diminta Tingkatkan Keamanan Digital
Dalam mengantisipasi risiko-risiko tersebut, regulator telah menerbitkan master plan sektor jasa keuangan Indonesia 2021-2025.
Roberto mengatakan, dalam salah satu pilarnya, yakni pilar nomor tiga, akselerasi transformasi digital, OJK bersama dengan Bank Indonesia (BI), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) secara pararel menerbitkan kebijakan-kebijakan high level, mid level, dan technical level.
“Selain ada upaya penguatan daya tahan dan daya saing, dan juga pengembangan ekosistemnya, semua diubah agar lebih efisien, terkoneksi, nasabah bisa mendapatkan apa saja hanya dengan satu-dua pencet, anytime and awnywhere,” katanya.
Sementara dari sisi pelayanan perbankan, automatisasi pada bisnis proses perbankan tampaknya bisa menjadi salah satu solusi untuk menjaga kepuasan nasabah.
Vice President - Business Solution Consulting Newgen, Ritesh Varma memaparkan, melalui teknologi hyper automation, perbankan bisa semakin terhubung dengan konsumennya.
"Kepuasan yang timbul dari nasabah yang melakukan transaksi di perbankan dengan hyper automation pada akhirnya akan menarik nasabah lainnya untuk ikut merasakan pengalaman bertransaksi yang sama," jelas Ritesh.
Baca juga: IHSG Hari Ini Diprediksi Masih Melemah, Cermati Saham-saham Perbankan
Ritesh mengungkapkan, terdapat berbagai teknologi digital di balik kenyamanan bertransaksi nasabah, karena kumpulan teknologi dalam satu platform tersebut adalah kunci dari hyper automation pada perbankan.
Newgen sendiri menawarkan kemudahan dalam adaptasi layanan platform hyper automation di sektor perbankan.
Melalui layanan ini, perbankan bisa segera mulai untuk semakin mendigitalisasi layanannya demi pengalaman bertransaksi nasabah yang lebih baik.