Relaksasi PPKM Mulai Terlihat, Bos Garuda Proyeksikan Kinerja Membaik di Semester II-2021
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memproyeksikan kinerja operasional akan mulai pulih secara bertahap pada semester II-2021.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memproyeksikan kinerja operasional akan mulai pulih secara bertahap pada semester II-2021.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengungkapkan, optimisme tersebut menyusul adanya relaksasi kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat atau biasa dengan istilah PPKM.
Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung, Garuda Indonesia terus mengoptimalkan berbagai langkah strategis untuk mengakselerasikan perbaikan kinerjanya.
Terutama kinerja usaha melalui konsolidasi operasi dan mendorong efisiensi dalam rangka menjaga keberlangsungan usaha Perseroan di tengah tantangan industri penerbangan global.
Baca juga: Manulife Aset Catatkan Kelola Dana Senilai Rp104,7 Triliun di Semester I-2021
”Tidak dapat dipungkiri bahwa pemberlakuan pembatasan mobilitas masyarakat seiring melonjaknya kasus Covid-19 di Tanah Air telah berdampak signifikan terhadap keberlangsungan usaha jasa transportasi udara,” ucap Irfan dalam keterangannya, Selasa (31/8/2021).
“Tidak terkecuali bagi kami di Garuda Indonesia yang secara bisnis fundamental mengandalkan mobilitas masyarakat,” sambungnya.
Baca juga: Australia Gandeng Qantas Airlines untuk Evakuasi Warganya dari Indonesia
Seperti diinformasikan sebelumnya, maskapai pelat merah Garuda Indonesia masih mencatatkan kerugian hingga kuartal II-2021.
Seperti dikutip Tribunnews dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), kerugian maskapai berkode saham GIAA ini mencapai 898,65 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Angka tersebut setara dengan Rp12,8 triliun (asumsi kurs Rp14.292 per dolar AS).
Jika dilihat lebih detail, kerugian ini meningkat dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 712,72 juta dolar AS.
Baca juga: Gandeng Asyst, Citilink Kenalkan Program Keanggotaan Khusus LinkMiles
Dalam laporan tersebut juga bertuliskan bahwa Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan usaha sebesar 696,80 dollar AS.
Nilai pendapatan ini turun jika dibandingkan perolehan di semester I-2020 sebesar 917,28 juta.
Pendapatan usaha Perseroan terdiri dari penerbangan berjadwal, penerbangan tidak berjadwal, dan bisnis sektor lainnya.
Dalam hal ini, penerbangan berjadwal menjadi penyumbang terbesar pendapatan Garuda Indonesia, yakni sebesar 556,53 juta dolar AS.
Meskipun demikian, maskapai pelat merah ini mencatatkan penurunan angka pada beban usaha.
Dimana hingga kuartal II-2021, beban usaha Garuda Indonesia tercatat 1,38 miliar dolar AS, sebelumnya pada periode yang sama pada tahun lalu sebesar 1,64 miliar dolar AS.
“Seiring dengan menurunnya jumlah kasus Covid-19 secara nasional yang berdampak pada relaksasi kebijakan PPKM di sejumlah wilayah di Indonesia, Garuda Indonesia optimistis pada Semester II 2021 akan terdapat peningkatan trafik penumpang secara bertahap,” pungkas Irfan.