Kamis, 2 Oktober 2025

Kondisi Perekonomian Dalam Negeri Membaik Berkat Pelonggaran PPKM dan Sentimen Luar Negeri

Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra menyampaikan kondisi perekonomian dalam negeri mulai membaik.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra menyampaikan kondisi perekonomian dalam negeri mulai membaik.

Tidak hanya faktor kebijakan dalam negeri tetapi juga sentimen luar negeri.

"Salah satunya pelonggaran aktivitas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membantu pemulihan ekonomi," kata Ariston saat dihubungi, Selasa (31/8/2021).

Menurutnya, penguatan rupiah hari ini dipengaruhi sentimen the Fed (Bank Sentral Amerika Serikat).

"Gubernur the Fed mengungkapkan bahwa the Fed tidak akan menaikan suku bunga acuan AS secara terburu-buru yang artinya pengetatan moneter AS tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Pernyataan ini mendorong pelemahan dollar AS," urainya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali ke zona hijau pada perdagangan pasar spot hari ini.

Pada Selasa (31/8/2021), satu dolar AS dibanderol Rp 14.265 di mana rupiah menguat 0,72 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

"Penguatan rupiah juga didukung oleh situasi pandemi di dalam negeri yang mulai terkendali di mana kasus baru menurun dan aktivitas ekonomi diperlonggar," ujar Ariston lagi.

Sebelumnya, Pemerintah kembali melanjutkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, Level 3, dan Level 2 di Jawa dan Bali mulai 31 Agustus hingga 6 September 2021.

Dalam perpanjangan PPKM selama seminggu ke depan, terdapat tambahan wilayah yang turun dari level 4 PPKM menjadi level 3 di antaranya yakni Malang Raya dan Solo Raya.

"Untuk itu pemerintah memutuskan mulai tanggal 31 agusutus hingga 6 september 2021 sebagai berikut, untuk wilayah Jawa-Bali terdapat penambahan wilayah aglomerasi yang masuk level 3 yakni Malang raya dan Solo Raya," kata Presiden Joko Widodo.

Dengan demikian kata Presiden wilayah aglomerasi yang turun level, selama seminggu ke depan yakni Jabodebek, Bandung Raya, Semarang Raya, Solo Raya, dan Malang Raya.

"Untuk Semarang Raya berhasil turun ke level 2," kata Jokowi. (tribun network/reynas abdila)

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved