Senin, 29 September 2025

Virus Corona

Kemenperin Pantau Operasional Industri Saat PPKM Level 4

Tidak hanya melihat penerapan protokol kesehatan, Kemenperin juga memantau Izin Operasional dan Mobilisasi Kegiatan Industri

Penulis: Lita Febriani
Editor: Eko Sutriyanto
dok Kementerian Perindustrian
Kementerian Perindustrian langsung memantau operasional industri di tengah penerapan PPKM Level 4 yang di mulai pada Senin (26/7/2021) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI  - Kementerian Perindustrian langsung memantau operasional industri di tengah penerapan PPKM Level 4 yang di mulai pada Senin (26/7/2021).

Tidak hanya melihat penerapan protokol kesehatan, Kemenperin juga memantau Izin Operasional dan Mobilisasi Kegiatan Industri (IOMKI) di sejumlah sektor industri manufaktur yang tergolong kritikal atau esensial.

"Pemantauan ini sekaligus menyosialisasikan penerbitan Surat Edaran Menteri Perindustrian Nomor 3 Tahun 2021 tentang Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri pada Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19," tutur Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier, saat berkunjung ke PT AM/NS Indonesia di Kawasan MM2100, Cibitung, Bekasi, Senin (26/7/2021).

Baca juga: Tantangan Industri Penerbangan di Tengah Kebijakan PPKM Level 4  

Selain untuk mendorong percepatan penanganan dan pengendalian pandemi Covid-19, langkah strategis ini juga diharapkan menjaga aktivitas produksi di sektor industri, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.

Industri baja merupakan sektor strategis karena produksinya dijadikan sebagai bahan baku untuk menopang sejumlah aktivitas sektor lainnya.

Oleh karena itu, industri baja punya peran penting atau sering disebut juga sebagai mother of industries.

Baca juga: AiTI-Indonesia Dukung Program Pemerintah Perkuat Industri TIK Lokal

Dalam kondisi pandemi, utilitas PT AM/NS Indonesia berjalan 100 persen karena didukung pasar ekspor, termasuk ke Amerika Serikat.

Saat ini, ekspornya mencapai 13.000 ton di bulan Juni 2021 atau meningkat dibandingkan bulan Januari yang mencapai 2000 ton untuk produk CRC dan baja lapis.

"Guna memacu kinerja sektor industri baja, kami terus berupaya untuk menjaga ketersediaan bahan baku serta mengatasi kesulitan logistik dari shipping company," ungkap Taufiek.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan