Sabtu, 4 Oktober 2025

Cek Kapasitas Rantai Pasok, Kementerian PUPR Kunjungi Fasilitas Produksi Produsen Baja

Kementerian PUPR mengapresiasi dan mendukung peran aktif dari PT tatalogam Lestari sebagai produsen baja ringan terbesar di Indonesia

Penulis: Sanusi
Editor: Eko Sutriyanto
ist
Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi Kementerian PUPR Nicodemus Daud berkunjung ke 3 lokasi fasilitas produksi baja ringan milik PT Tatalogam Lestari, di kawasan Industri Silicon Valey, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (31/5/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk mendapat gambaran nyata terkait data Sumber Daya Material dan Peralatan Konstruksi (SDMPK), Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi Kementerian PUPR Nicodemus Daud berkunjung ke 3 lokasi fasilitas produksi baja ringan milik PT Tatalogam Lestari, di kawasan Industri Silicon Valey, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (31/5/2021).

Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kapasitas rantai pasok Sumber Daya Material dan Peralatan Konstruksi (SDMPK), khususnya baja ringan, di tanah air.

Nicodemus menjelaskan, kegiatan ini juga merupakan bagian dari dukungan terhadap tugas dan fungsi dalam pembinaan rantai pasok material konstruksi yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR.

Setelah berkeliling melihat fasilitas produksi PT Tatalogam Lestari, Nicodemus mengaku pihaknya mendapat banyak temuan yang cukup penting untuk dicermati dan perlu segera ditindak lanjuti.

Hal pertama, tentang ancaman terganggunya produksi yang bisa berdampak pada kerugian yang tidak sedikit.

“Tadi saya dengar dari Ibu Lani (Wulani Wihardjono, CFO Tatalogam Lestari), ternyata jika ada sedikit gangguan saja, misalnya listrik mati, atau gasnya mati. Itu ternyata membuat satu kali produksi itu barang rejectnya banyak sehingga kerugian orang usaha itu menjadi besar. Itu ternyata harus jadi perhatian kita, bukan sekedar materialnya saja, tapi juga seluruh pendukungnya” ujar Nicodemus dalam sambutannya.

Baca juga: Krakatau Steel Kembangkan Produk Baja Hilir Floordeck

Temuan kedua, yang menjadi sorotan Nicodemus adalah masih tingginya permintaan Cold Roll Coil (CRC) sebagai bahan baku BJLAS atau Baja Lapis Aluminium-Seng.

Namun saat ini suplainya terhambat karena fluktuasi harga dan alokasi yang terbatas sehingga hal ini harus menjadi perhatian khusus.

Berikutnya, temuan ketiga yang cukup penting diapresiasi adalah tingginya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada material konstruksi Tatalogam Group. Nicodemus mengaku terkejut mengetahui TKDN untuk produk BJLAS yang diproduksi PT Tata Metal Lestari sudah mencapai 67 persen.

Nicodemus mewakili Kementerian PUPR tentunya mengapresiasi dan mendukung peran aktif dari PT tatalogam Lestari ini sebagai produsen baja ringan terbesar di dalam negeri karena terus meningkatkan TKDN-nya.

“Dari sana kami punya tugas untuk mulai dorong ke Kementerian Keuangan, ke Bappenas dan lainnya supaya dapat apa kalau sudah mencapai, katakanlah sampai 70 persen (TKDN)? Atau contoh lainnya pajak dikurangi, kalau sudah green (hasilkan produk ramah lingkungan). Upaya ini saya kira perlu mendapatkan suatu reward,” terangnya.

Kemudian Nicodemus juga menyoroti perlunya merencanakan strategi dalam membangun ekosistem.

“Saya senang kita bicara ekosistem. Tidak bicara per factory. Yang ini tidak mungkin sendiri, harus ada pendukung juga, ada demand, ada supply, ini harus berimbang. Harus berjalan. Ini juga tadi bahwa ekosistemnya harus mendukung semuanya. Kami mencoba menjadi satu fasilitator, menjadi suatu mediator, tugas kami menyeimbangkan semua itu,” jelasnya.

Baca juga: Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia Dipimpin Duet Bamsoet Dan Moeldoko

Yang terakhir, Nicodemus juga mengingatkan akan pentingnya pencatatan Sumber Daya Material dan Peralatan Konstruksi (SDMPK) sesuai amanat Peraturan Menteri PUPR NO.7 TAHUN 2021 tentang Pencatatan Sumber Daya Material dan Peralatan Konstruksi.

Dalam Permen itu disebutkan bahwa tujuan pencatatan SDMPK ini adalah untuk menyiapkan pangkalan data SDMPK, meminimalkan ketidakpastian informasi terkait ketersediaan SDMPK, mendukung pemenuhan standar Keamanan, Kesehatan, Keselamatan, dan Keberlanjutan (K4).

Tatalogam Lestari pun mendukung langkah-langkah yang diambil Kementerian PUPR terkait SDMPK ini.

Vice Presiden PT Tatalogam Lestari Stephanus Koeswandi menyebut rantai pasok material konstruksi harus dijaga keseimbangannya. Karena dampaknya cukup siginifikan dalam pembangunan infrastruktur di tanah air.

Stephanus mengatakan, industri konstruksi sangat penting menjadi tulang punggung dalam pemulihan ekonomi karena dampak pandemi covid-19.

Karena itu Tatalogam sangat berterimakasih atas kunjungan Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi Kementerian PUPR untuk melihat kesiapan dan memahami kesulitan-kesulitan apa yang terjadi di lapangan.

"Yang harus digarisbawahi, kami di Tatalogam Group juga mengusung rantai pasok material konstruksi. Kalau diindustri. Kalau di bisnis kita bicara ekosistem dari hulu ke hilir. Kita kawal. Karena ekosistem baja ringan ini perlu kita jaga supaya selalu sehat dan berkembang terus khususnya dalam mendukung infrastruktur, terutama dalam pembangunan ibukota baru kita.,” terang Stephanus di kesempatan yang sama.

Patut diketahui, PT Tatalogam Lestari merupakan salah satu produsen baja ringan nasional terbaik di Indonesia yang memproduksi genteng metal dan baja ringan yang sudah mengantungsi sertifikat TKDN dan SNI.

Tatalogam Group juga merupakan perusahaan manufaktur logam pertama yang telah bertransformasi menuju industri 4.0.

Anak usaha PT Tatalogam Lestari, yakni Tata Metal Lestari adalah pabrik baja lapis zinc-aluminium untuk bahan baku genteng metal dan baja ringan dengan merek dagang Nexalume. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 225.000 ton per tahun.

Standar mutu yang tinggi dan telah diakui di luar negeri, serta proses produksi ramah lingkungan (Bersertifikat green label lavel Gold) yang membuat produk Nexalume banyak diminati di dalam maupun luar negeri. Hal ini dibuktikan dengan telah diekspornya Nexalume ke berbagai belahan dunia.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved