Rabu, 1 Oktober 2025

Indonesia Masih Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Minus 0,74 Persen Pada Kuartal I 2021

BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi RI yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) terkontraksi minus 0,74 persen di kuartal I 2021

Editor: Adi Suhendi
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Ilustrasi. 

"Di Bali yang bergantung terhadap pariwisata pertumbuhan TPTnya sangat-sangat lambat. Ini bisa dipahami karena Bali sampai dengan triwulan I 2021 ini masih mengalami kontraksi cukup dalam," kata Kecuk.

Tren Pemulihan

Merespon hasil survei BPS, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan RI Febrio Kacaribu mengatakan kinerja ekonomi pada Triwulan I 2021 mengindikasikan tren pemulihan yang solid pasca pandemi Covid-19.

"Angka penambahan kasus positif Covid-19 harus dijaga terus menurun dan pelaksanaan program PEN terus diperkuat dan semakin terarah untuk mendukung dunia usaha dalam menciptakan lapangan pekerjaan," kata Febrio dalam keteranganya.

Menurut dia, kewaspadaan dan langkah antisipatif harus tetap dijaga mengingat pandemi belum sepenuhnya usai.

Kasus yang terjadi di India yang mencatat rekor tertinggi hingga mencapai 400 ribu kasus per hari harus menjadi pelajaran berharga.

Upaya pembukaan aktivitas ekonomi perlu dilaksanakan secara lebih hati-hati dan memperhatikan disiplin terhadap protokol kesehatan.

“Sejalan dengan itu, Pemerintah secara konsisten terus memperkuat langkah pemulihan ekonomi melalui faktor yang menjadi game changer melalui penanganan pandemi, dukungan kepada sektor riil, dan kebijakan reformasi struktural. Langkah penanganan di bidang kesehatan tetap menjadi prioritas utama untuk mengatasi sumber guncangan”, ujar Febrio.

Hal ini mencakup program vaksinasi gratis bagi sekitar 181,5 juta orang yang diharapkan mampu mencapai herd immunity pada awal 2022. Febrio menekankan program PEN secara konsisten akan dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi.

Catatannya, hingga 30 April 2021, program PEN sudah terealisasi sebesar Rp155,63 T atau 22,3 persen dari pagu anggaran PEN 2021, mencakup program perlindungan sosial sebesar Rp49,07 T atau sekitar 32,7 persen dari pagu.

Sementara itu, dukungan kepada UMKM dan korporasi serta insentif usaha masing-masing telah terealisasi sebesar Rp40,23 T (20,8 persen dari pagu) dan Rp26,20 T (46,2 persen dari pagu).

Ke depan, penyaluran PEN akan terus dipercepat guna mendorong kinerja perekonomian kembali ke zona positif.

"Kebijakan reformasi struktural yang telah dimulai dengan implementasi Undang-undang Cipta Kerja dan pembentukan Indonesia Investment Authority (INA) terus dioptimalkan," ucapnya.

Hal ini bertujuan untuk mempercepat pembukaan lapangan kerja berkualitas, pemberdayaan UMKM, serta reformasi birokrasi untuk kemudahan berusaha.
Pemerintah meyakini bahwa kinerja pertumbuhan ekonomi diprediksi akan kembali pada zona pertumbuhan positif sejak triwulan II 2021.

"Proses pemulihan dan normalisasi ekonomi yang terus berlangsung akan mendukung kinerja ekonomi Indonesia di tahun 2021 yang diprediksi berada pada rentang 4,5 – 5,3 persen," kata Febrio. (Tribun Network/nas/wly)

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved