Selasa, 30 September 2025

Kolaborasi Pelaku Rantai Nilai Sampah Kunci Wujudkan Ekonomi Sirkular

Dari 189.349 ton sampah plastik rata-rata/bulan yang dihasilkan di Pulau Jawa, hanya 11,83% yang dapat dikumpulkan

Tribunnews/Olan
Konferensi pers Hari Peduli Sampah Nasional 2021 

Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiolan Eko Purwanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menyambut peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2021, sebuah program pemberdayaan untuk 3.000 pemulung Indonesia diluncurkan PT Unilever Indonesia bekerja sama dengan Perkumpulan Pemulung Indonesia Mandiri (PPIM).

Program tersebut bertujuan mendorong kolaborasi yang lebih erat dengan para pelaku rantai nilai sampah, khususnya para pemulung, yang selama ini menjadi salah satu tulang punggung terciptanya ekonomi sirkular

Selain itu, program itu diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup serta kapabilitas para pemulung sehingga mereka dapat terus berkontribusi di dalam rantai nilai pengelolaan sampah.   

“Unilever Indonesia berkomitmen membantu mengatasi permasalahan plastik mulai dari hulu, tengah hingga hilir rantai bisnisnya."

Baca juga: Menteri KLHK Soroti Masalah Sampah Medis Akibat Pandemi Covid-19 di HPSN 2021

"Kami percaya bahwa plastik sebagai bagian tak terpisahkan dari keseharian memiliki tempat tersendiri di dalam ekonomi, dan tidak seharusnya tercecer begitu saja di lingkungan,” kata Nurdiana Darus, Head of Corporate Affairs and Sustainability PT Unilever Indonesia.

Baca juga: KLHK Launching Buku Peta Jalan Pemenuhan Bahan Baku Daur Ulang untuk Kurangi Impor Sampah

Studi terbaru yang dilakukan Unilever bersama Sustainable Waste Indonesia (SWI) memperlihatkan bahwa dari 189.349 ton sampah plastik rata-rata/bulan yang dihasilkan di Pulau Jawa, hanya 11,83% yang dapat dikumpulkan.

Sementara sisanya sebanyak 88,17% berakhir di TPA atau tidak terangkut sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan.

"Jika dikelola dengan baik, sampah plastik justru dapat memberikan nilai ekonomi, sehingga transisi menuju konsep ekonomi sirkular kini menjadi semakin krusial untuk mengubah permasalahan sampah plastik menjadi peluang menuju pemulihan ekonomi nasional,” lanjut Nurdiana.

Untuk itu, Unilever Indonesia dan PPIM luncurkan kerjasama baru yang menargetkan 3.000 pemulung sebagai penerima manfaat dari rangkaian program edukasi dan pemberdayaan masyarakat.

Program edukasi antara lain meliputi: pelatihan literasi keuangan, keterampilan berkomunikasi, hingga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang diharapkan dapat menjadi modal dasar bagi para pemulung untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Program Unilever Indonesia dan PPIM ini melanjutkan kerjasama kedua institusi yang berawal di tahun 2020 melalui penyerahan sarana mesin press sampah plastik untuk membantu meningkatkan nilai ekonomis sampah plastik yang kemudian dijual oleh para pemulung kepada para pengepul sampah.

Dia mengatakan, semua pihak memiliki peranan masing-masing untuk mewujudkan ekonomi sirkular dimulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga yang dengan bijak menggunakan plastik dan memilah sampah dari rumah, para pemulung dan pelapak dengan mengumpulkan sampah, hingga Pemerintah pada tatanan regulasi.

"Sebagai pelaku industri, hingga tahun 2020, Unilever Indonesia bersama dengan para mitra telah berbagi peran dalam membantu pengumpulan dan pemrosesan lebih dari 13.000 ton sampah plastik di seluruh Indonesia. Perjalanan kita masih panjang, untuk itu, #MariBerbagiPeran sayangi bumi,” ujar Nurdiana.

Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novrizal Tahar mengatakan potensi pengelolaan sampah untuk mendukung perekonomian pun kian terlihat nyata selama pandemi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan