Target Investasi Meleset, Presiden Tegur Luhut dan Bahlil
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperingatkan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperingatkan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam rapat paripurna kabinet di istana negara, Jakarta, Snein, (2/11/2020).
Jokowi menegur keduanya karena investasi yang meleset dari perkiraan.
"Jadi investasi kita juga di kuartal III, masih minusnya di atas lima tapi nanti kita tunggu hitung-hitungannya dari BPS, kurang lebih nanti minus enam," kata presiden.
Padahal menurut Presiden ia sudah mengingatkan kepada Luhut dan Bahlil untuk meningkatkan investasi agar berada pada posisi di bawah minus lima, namun ternyata belum mampu.
Baca juga: Emas dan Pasar Negara Berkembang Dianggap Punya Peluang Investasi Menjanjikan
Baca juga: Pandemi Bikin Anjlok Investasi Asing Langsung Secara Global
Baca juga: Pandemi Bikin Anjlok Investasi Asing Langsung Secara Global
"Hingga saya sudah mewanti-wanti kepada kepala BKPM dan Menko Marinves agar paling tidak di kuartal III ini bisa minus di bawah 5 tapi ternyata belum bisa," kata dia.
Untuk memperbaiki capaian yang kurang baik tersebut, Presiden meminta keduanya untuk melakukan peningkatan di kuartal IV 2020 dan kuartal I 2021. Apalagi Indonesia mendapat fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) dari Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Kemlu.go.id GSP merupakan fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk, yang diberikan secara unilateral oleh Pemerintah AS kepada negara-negara berkembang di dunia sejak tahun 1974. Indonesia pertama kali mendapatkan fasilitas GSP dari AS pada tahun 1980.
"Saya ingin mengingatkan bahwa kesempatan untuk memperbaiki investasi, kita diberikan peluang karena kemarin GSP untuk masuk ke Amerika sudah diberikan perpanjangan, sehingga ini menjadi kesempatan karena kita adalah satu-satunya negara di Asia yang mendapatkan fasilitas ini," kata Presiden.
Dengan adanya fasilitas GSP dari negara Paman Sam tersebut diharapkan ekspor Indonesia akan naik, serta investasi di Indonesia akan meningkat.
"Syukur-syukur ini juga dipakai sebagai kesempatan untuk menarik investasi karena kita ada fasilitas itu karena orang ingin mendirikan industri pabrik perusahaan di indonesia akan menjadi lebih menarik karena untuk masuk ke Amerika kita diberikan fasilitas dari Amerika," pungkasnya.