Perkuat Kolaborasi Jadi Kunci UMKM Bisa Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19
Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) didorong memperkuat kolaborasi agar bisa bertahan di masa pandemi Covid-19.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) didorong memperkuat kolaborasi agar bisa bertahan di masa pandemi Covid-19.
Ini dikarenakan, UMKM menghadapi tantangan yang tak mudah mulai dari permodalan hingga pemasaran.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memperkirakan, ada sekitar 47 persen UMKM yang terancam gulung tikar.
Sebab itu, memperkuat kolaborasi menjadi sangat penting.
Baca juga: Serba Digital, UMKM Bisa Go Online Lewat Indonesia Digital Trade Show
"Mendorong kemitraan (UMKM) dengan usaha besar sangat penting, bagaimana industri di Jepang dengan UMKM ambil contoh. Di Indonesia pun juga banyak (bentuk kolaborasi), dimana sektor UMKM lokal sudah banyak yang jadi pemasok Astra misalnya," ujar Teten dalam webinar daring Katadata dengan Prasetya Mulya bertajuk "Bangun UMKM di Tengah Multikrisis", Kamis (15/10).
Di sisi lain, Teten menyebutkan, UMKM saat ini juga perlu untuk segera bertranformasi ke arah digital agar bisa mengoptimalkan usaha.
Sehingga, tak hanya meningkatkan pemasaran namun juga memotong biaya produksi.
"High cost industri kita bukan hanya di manufaktur, tapi juga UMKM," kata dia.
Baca juga: Menperin: UU Cipta Kerja Bantu Berikan Kemudahan Pelaku UMKM
Sementara Co-founder & CEO Tokopedia William Tanuwidjaya menjelaskan bahwa pihaknya saat ini terus menggiatkan UMKM agar semakin terakomodir dalam marketplacenya.
Apalagi di masa pandemi seperti saat ini yang menuntut digitalisasi.
Hingga saat ini, setidaknya ada lebih dari 9,2 juta UMKM yang tergabung dalam ekosistemnya.
"Seakan pandemi ini, justru menjadi (momen) Tokopedia memang disediakan untuk masa pandemi ini (serba digital). Maka dengan UMKM bertransformasi digital, kesempatan melayani pelanggan akan tetap ada," ujarnya.
Kolaborasi tak hanya terhadap para UMKM dan swasta, Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Djisman S. Simandjuntak mengingatkan pemerintah juga perlu mengambil peran aktif dalam upaya kolaborasi UMKM ini.
Misalnya seperti, menjadikan kemajuan UKM indikator kinerja pemerintah pusat, provinsi, sampai kelurahan.
Selain itu, dunia pendidikan pun menurutnya juga mesti terlibat minimalnya program-program yang membantu UMKM.
"Program UKM kolaboratif perguruan-perguruan tinggi yang berakreditasi baik yang terdiri dari layanan penyiapan rencana bisnis, layanan pelatihan, layanan pendampingan dalam berbagai urusan," pungkasnya.