Virus Corona
Mengintip Strategi ''Menyulap'' Kamar Hotel Jadi Seharga Kos-kosan saat Pandemi
Murti Kartikasari mengatakan, pihaknya memiliki strategi dengan memberlakukan promo tarif ekstrem selama satu bulan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengelola hotel terus memutar otak supaya arus kas dan bisnis tetap bertahan saat pandemi corona atau Covid-19 dengan strategi di luar kewajaran atau ekstrem.
Manager Holiday Inn Express Jakarta Matraman Murti Kartikasari mengatakan, pihaknya memiliki strategi dengan memberlakukan promo tarif ekstrem selama satu bulan.
"Promo tarif sebulan Rp 6 juta. Seharga waktu aku masih ngekos," ujarnya kepada Tribunnews, Rabu (16/9/2020).
Baca: Bertahan di Tengah Pandemi, Hotel Tawarkan Paket Isolasi Mandiri Mulai Rp 1,5 Juta
Baca: Pengelola Hotel Akui Dampak Pandemi Covid-19 Lebih Buruk Ketimbang SARS
Bahkan menurutnya fasilitasi yang didapat pemesan dengan harga tersebut sudah lebih bagus dari kos-kosan meski perusahaan tidak mendapat untung besar.
"Sekarang jual hotel sebulan itu semua kasur pakai merk luxury. Sedih kan, ada yang mau, tapi tidak banyak," kata Tika.
Sementara, dia menambahkan, hitungan tarif bulanan itu jauh lebih murah dari harian sebesar Rp 350 ribu per malam karena pengelola tidak memiliki pilihan lain dalam menghadapi pandemi.
Bahkan tarif harian sebelum ada pandemi bisa mencapai Rp 575 ribu hingga Rp 600 ribu lebih per malam, namun perusahaan memangkas itu agar okupansi tetap ada.
"Okupansi kita oke bisa 50 persen dengan harga itu, tapi selisih keuntungan kecil sekali. Kami perkiraan industri hotel sampai akhir tahun sulit pulih 100 persen karena vaksin baru ada Desember 2020, mungkin baru disebar kuartal I 2021," pungkasnya.