Industri Asuransi Masih Punya Prospek di Tengah Pandemi
Industri asuransi dinilai masih memiliki prospek positif di tengah pandemi walaupun secara year on year bisa terkontraksi hingga 15 persen di tahun 20
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal mengatakan, pertumbuhan asuransi sangat terkait erat dengan pertumbuhan ekonomi.
Meski begitu, industri asuransi dinilai masih memiliki prospek positif di tengah pandemi walaupun secara year on year bisa terkontraksi hingga 15 persen di tahun 2020.
Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan premi asuransi jiwa terkontraksi 10 persen pada kuartal II 2020.
Begitu juga dengan pertumbuhan premi asuransi umum dan reasuransi minus 2,3 persen pada periode yang sama.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pertumbuhan premi asuransi secara umum inline (sejalan) dengan pertumbuhan kredit. Terlebih lagi untuk asuransi umum, banyak bisnisnya yang terkait dengan pertumbuhan kredit.
Baca: Zurich Topas Life Kenalkan Produk Asuransi Baru untuk Kelola Risiko Kesehatan Sekaligus Keuangan
“Jika kredit kendaraan bermotor tumbuh, maka akan ada pertumbuhan di asuransi kendaraan bermotor. Begitu pula dengan kredit-kredit yang lain pasti ada asuransinya. Jika kredit rumah naik, maka akan ada asuransinya. Kalau kreditnya tidak naik ya nggak ada yang diasuransikan,” katanya, beberapa waktu lalu.
Baca: FWD Life Tawarkan Asuransi Kanker Online, Premi Mulai Rp 10 Ribu
Lebih lanjut Fithra menjelaskan, kendati industri asuransi masih penuh tantangan, tapi dia percaya tahun depan seiring pertumbuhan ekonomi yang lebih banyak didorong oleh Asia, maka industri akan kembali pulih perlahan.
Prospek tersebut, tambahnya, muncul dari jenis produk asuransi mikro. Hal itu karena mulai adanya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya proteksi diri, termasuk pada asuransi jiwa dan asuransi kesehatan.
"Masyarakat di tahun 2020 lebih banyak berkutat pada faktor fear. Dan ini bisa dimitigasi dengan hedging dan asuransi ini menjadi jawabannya, termasuk asuransi mikro tadi," kata Fithra.
Tak heran, makanya perusahaan-perusahaan asuransi saat ini berlomba-lomba untuk mengembangkan produk asuransi mikronya.
Bahkan, untuk mempercepat dan memudahkan masyarakat untuk membelinya, penyelenggara teknologi keuangan marak mengadaptasi asuransi secara digital, termasuk untuk produk mikro.
Hal itu yang dilakukan PT Asuransi Cigna Indonesia (Cigna Indonesia) yang merilis dua produk asuransi baru lewat website resmi yang baru diluncurkan.
Dua produk asuransi tersebut, yakni Cigna ProGuard untuk solusi perlindungan diri dari risiko kecelakaan, dan Cigna ProLife sebagai solusi asuransi jiwa dan perlindungan finansial keluarga.
"Melalui situs ini masyarakat dengan mudah dapat mengakses perlindungan asuransi yang dibutuhkan sekaligus membayar premi secara digital," ujar Presiden Direktur PT Asuransi Cigna Indonesia Phil Reynolds, Kamis (10/9/2020).