Apa yang Harus Dilakukan Jika Portofolio Saham Minus saat Pandemi? Ini Saran Danareksa
Menurutnya, jumlah perusahaan tercatat atau emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) cukup banyak yakni 692 emiten yang sahamnya bisa dibeli publik
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Danareksa Sekuritas menyatakan kondisi pandemi virus corona atau Covid-19 saat ini bisa membuat seorang investor rugi hingga puluhan persen di portofolio sahamnya.
Direktur Utama Danareksa Sekuritas Friderica Widyasari Dewi menjawab pertanyaan dalam sebuah diskusi terkait seseorang yang mengalami kerugian 20 persen.
Baca: INDEF: Indonesia Perlu Insentif yang Mudah Dijalankan Investor
"Kalau misal rugi 20 persen, saya kasih saran input yang simpel gini, apakah saham-saham yang dibeli itu fundamentalnya bagus atau tidak? Apakah ini total rugi 20 persen ini adalah dampak dari pandemi ataukah memang fundamentalnya tidak baik?" ujarnya saat teleconference, Jumat (3/7/2020).
Menurutnya, jumlah perusahaan tercatat atau emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) cukup banyak yakni 692 emiten yang sahamnya bisa dibeli publik.
"Tentu ini tidak semuanya punya fundamental yang baik ya. Kita semua tahu ada saham yang kemudian harganya tidak mencerminkan nilai dari perusahaan itu sendiri," kata Friderica.
Dia menjelaskan, sebelumnya sudah bukan rahasia umum bahwa terjadi moral hazard di pasar modal Indonesia yang dilakukan oleh oknum pelaku pasar.
"Tentu sudah tahulah beberapa kasus-kasus yang dimana orang-orang tidak bertanggung jawab ini. Bersama-sama menggerakkan harga tertentu menjadi harga tertentu dari suatu saham," tuturnya.
Baca: Kejaksaan Agung Tetapkan Tersangka dalam Perkara Dugaan Korupsi PT Danareksa Sekuritas
Disisi lain, tidak dipungkiri bahwa untuk saham-saham seperti model ini yang tidak bagus fundamentalnya maka investor banyak lakukan aksi jual rugi atau cutloss.
"Menurut saya apalagi saat ini semua lagi tiarap lah, banyak kasus itu mungkin banyak cutloss. Namun, kalau saham-sahamnya itu fundamentalnya bagus, tapi saat ini hanya terkena dari dampak Covid-19 atau secara global untuk investasi jangka panjang," pungkas Friderica.