Jumat, 3 Oktober 2025

Literasi Buat Masyarakat Tetap Kreatif dan Produktif di Era New Normal

Suharso Monoarfa menegaskan perlunya memperkuat budaya literasi masyarakat sebagai salah satu upaya agar mampu bangkit dari keterpurukan.

Editor: Sanusi
ist
webinar bertajuk "Bangkit dari Pandemi dengan Literasi" yang digelar oleh Perpustakaan Nasional RI bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rabu (17/6/2020). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Malvyandie Haryadi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di era new normal atau kenormalan baru ini, masyarakat harus tetap kreatif dan produktif, meskipun masih berada di pandemi covid-19 yang belum mereda di Tanah Air.

Literasi menjadi jawaban agar seseorang mampu membaca situasi dengan baik, mengeksplorasi pengetahuan lebih jauh, bisa mentransformasikan menjadi pengetahuan dan produk/jasa untuk meningkatkan kualitas hidup.

Baca: Gugus Tugas: Kasus Positif Covid-19 Naik 1.031, Terbanyak dari Jakarta dan Jatim

Baca: Operasi Sunat di Masa Pandemi, Dokter Spesialis Bedah Sebut Orang Tak Perlu Khawatir

Hal ini menjadi inti dari webinar bertajuk "Bangkit dari Pandemi dengan Literasi" yang digelar oleh Perpustakaan Nasional RI bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rabu (17/6/2020).

Acara ini diikuti 1.000 peserta terdiri dari perwakilan kementerian/lembaga, pemerintah daerah (Bappeda dan dinas perpustakaan), akademisi, pegiat literasi dan masyarakat umum.

Kepala Perpustakaan Nasional, M Syarif Bando mengatakan perpustakaan menjadi solusi meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa yang memiliki dampak hasil akhir yang signifikansi bagi penggunanya.

Hal ini menjadi peningkatan infrastruktur akses informasi dan pengetahuan, penguatan sumber pengetahuan dan nilai informasi serta penguatan konteks informasi bagi individu.

"Ada 4 tingkatan literasi yakni kemampuan mengumpulkan sumber-sumber bacaan, mampu memahami apa yang tersirat dari yang tersurat, mengemukakan ide atau gagasan baru, teori baru, kreativitas dan inovasi baru serta akhirnya menciptakan barang atau jasa yang bermutu bagi kehidupan," kata Bando.

Dengan demikian, lanjut Syarif Bando, menghasilkan keadilan informasi dan pengetahuan bagi setiap orang serta penguatan literasi bagi setiap orang sehingga tercipta inovasi disertai kreativitas.

Hasilnya terjadi peningkatan kapabilitas individu dan kesejahteraan masyarakat.

Saat ini transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial sebagai pusat ilmu pengetahuan menjadikan perpustakaan wahana pembelajaran sepanjang hayat melahirkan berbagai inovasi dan kreativitas masyarakat.

Syarif mengaku ada adaptif di era new normal ini seperti perpustakaan beradaptasi menyesuaikan layanannya, melakukan inovasi layanan, membantu masyarakat untuk beradapatasi.

Banyak perpustakaan tetap mengadakan kegiatan untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat. Ini kesempatan bagi perpustakaan untuk berkontribusi kepada masyarakat di masa pandemi ini.

Ia mencontohkan, Perpustakaan Desa (Perpusdes) Candirejo, Blitar mengadakan edukasi pola hidup bersih dan sehat dalam rangka pencegahan Covid-19.

Sedangkan Perpusdes Cisarua, Sukabumi fasilitasi komunitas UMKM untuk belajar pemasaran online.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved