Kamis, 2 Oktober 2025

Sri Mulyani Jawab Polemik Kartu Prakerja Rasa BLT

Ide awal dari program senilai Rp 20 triliun ini adalah pelatihan kerja yang dilakukan secara online dan offline

Surya/Ahmad Zaimul Haq
Posko pendampingan pendaftaran program Kartu Prakerja yang disediakan Pemprov Jatim di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jatim didatangi banyak pencari kerja terutama mereka yang terdampak pandemi virus corona atau Covid-19, di Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/4/2020). Para pekerja yang dirumahkan, pekerja yang terkena PHK, maupun para pencari kerja yang terkendala untuk mendaftar mandiri lewat gadget maupun perangkat mandiri, bisa mendapatkan pendampingan dengan mendatangi Posko Pendampingan yang disiapkan di 56 titik layanan di seluruh Jawa Timur. Surya/Ahmad Zaimul Haq 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Kartu Prakerja akhir-akhir ini menimbulkan banyak sekali polemik di tengah-tengah publik.

Terkait polemik tersebut, Sri Mulyani menjelaskan ide awal dari program senilai Rp 20 triliun ini adalah pelatihan kerja yang dilakukan secara online dan offline.

Baca: Sri Mulyani Singgung Debat Kepala Desa Pertanyakan BLT

"Dalam Kartu Prakerja sebenarnya desainnya tadinya online dan offline, tapi karena situasi PSBB yang diluncurkan yakni yang banyak lewat online," ujarnya saat rapat virtual bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Kamis (30/4/2020).

Program ini, lanjutnya, banyak menargetkan mereka yang kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan pekerja informal yang selama ini terdampak virus corona atau Covid-19.

"Mereka bisa melakukan pendaftaran secara online dengan insentif Rp 600.000 per bulan dan biaya pelatihan maksimum Rp 1 juta. Kalau mereka membeli pelatihan dibawah Rp 1 juta, uangnya tidak bisa dipakai dan masuk ke negara lagi," kata Sri Mulyani.

Sementara itu, ia menambahkan, program ini baru mulai dalam batch I dengan jumlah pendaftar sebanyak 8 juta orang pada sepekan ini.

"Memang ini masih dalam satu pekan pertama. Dari 8 juta pendaftar, mungkin baru 100 ribuan atau 130 ribu yang bisa dilayani," tutur eks direktur pelaksana Bank Dunia itu.

Baca: Dampak Covid-19, PDB AS Menyusut 4,8 Persen pada Kuartal I Tahun 2020

Adapun kalau seandainya nanti virus corona sudah akan menurun maka pelatihan yang sifatnya offline akan bisa dilakukan.

"Dengan adanya Covid-19 bisa menjadi bantuan sosial yang sifatnya BLT (Bantuan Langsung Tunai). Tetap memberikan insentif bagi mereka untuk pelatihan," pungkas Sri Mulyani.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved