Ekspor Pertanian Naik 320 Juta Dolar AS di Tengah Pandemi Corona
Ekspor non migas mencapai US$13,42 miliar atau naik 1,24 persen dari sebelumnya yang hanya US$13,26 miliar pada Februari 2020.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah wabah pandemi virus covid-19, neraca perdagangan Indonesia justru mengalami surplus sebesar US$743. Surplus terjadi karena nilai ekspor mencapai US$14,09 miliar atau tumbuh 0,23 persen dari US$14,06 miliar pada Februari 2020.
Berdasarkan sektor, hanya ekspor pertanian yang mengalami kenaikan secara bulanan maupun tahunan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, ekspor pertanian mengalami kenaikan signifikan baik secara bulan maupun tahunan. Tercatat, ekspor pertanian mencapai USD 320 juta, atau naik 6,10 persen (mtm) dan naik 17,82 persen (yoy).
"Komoditas yang mengalami kenaikan itu di antaranya tanaman obat dan aromatik. Kemudian ada juga rempah, buah-buahan, hasil hutan bukan kayu, serta sarang burung walet," ujar Suhariyanto, Rabu, 15 April 2020.
Dia mengatakan, sektor pertanian memiliki peranan besar terhadap kenaikan kinerja ekspor.
Baca: Gara-gara Pasien Berbohong, 76 Staf Medis RSUD Purwodadi Harus Jalani Rapid Test
Ekspor non migas mencapai US$13,42 miliar atau naik 1,24 persen dari sebelumnya yang hanya US$13,26 miliar pada Februari 2020.
Sementara ekspor migas malah mengakami penurunan sebesar 16,29 persen dari US$800 juta menjadi US$670 juta.
Baca: Gojek Bagikan 200.000 Voucher Paket Sembako ke Mitra Driver
Sepanjang Maret 2020, Singapura, Malaysia, dan Ukraina menjadi negara tujuan ekspor Indonesia yang mengalami kenaikan tertinggi masing-masing dengan nilai ekspor mencapai USD 281,5 juta; USD 89,7 juta; dan USD 46,4 juta.
Baca: Kisah Jenazah Dokter Dimakamkan Tanpa Menggunakan Peti di TPU Padurenan Bekasi
China menjadi negara tujuan terbesar untuk ekspor nonmigas di Maret 2020 sebesar US$1,98 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,57 miliar dan Jepang sebesar US$1,14 miliar.
Kontribusi ekspor ketiga negara terhadap total ekspor nonmigas Indonesia mencapai 34,99 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,22 miliar.
"Meski di tengah situasi yang sedang sulit diprediksi, posisi ini jauh lebih baik dibandingkan dengan neraca dagang sebelumnya," kata Suhariyanto.