Harga Minyak Dunia Turun, Harga BBM Kapan?
pemerintah dinilai perlu berhati-hati jika ingin menerapkan penurunan harga BBM baik jenis subsidi maupun non-subsidi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Efek gulir pandemi corona telah menekan harga minyak mentah dunia hingga ke rentang US$ 20-US$ 30 per barel. Di tengah kondisi ini, pemerintah pun sedang menimbang untuk melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Namun, pemerintah dinilai perlu berhati-hati jika ingin menerapkan penurunan harga BBM baik jenis subsidi maupun non-subsidi.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengungkapkan, penurunan harga BBM memang mendapatkan momentumnya saat terjadi penurunan harga minyak mentah dunia seperti sekarang.
Baca: Persiapan Haji Tetap Berjalan, Arab Saudi Surati Kemenag Agar Bersabar
Baca: Update Virus Corona 20 Maret 2020: Jangkiti 178 Negara, 9.994 Orang Meninggal
Komaidi memprediksi, tren penurunan harga minyak mentah akan bertahan lama seiring dengan berkurangnya permintaan karena pertumbuhan ekonomi yang tertekan corona. Sedangkan di sisi lain, penawaran meningkat sejalan dengan rencana peningkatan kapasitas produksi dari Arab Saudi dan Rusia.
Namun, pada waktu bersamaan terjadi tekanan pada nilai kurs Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang pada hari ini telah bergerak ke level Rp 16.000. Sehingga, Komaidi mengingatkan pemerintah untuk lebih cermat dan berhati-hati sehingga tidak hanya melihat penurunan tajam harga minyak mentah, namun juga pegerakkan kurs rupiah.
Menurutnya, pemerintah harus bisa mengukur daya beli masyarakat dan aspek fiskal dari pergerakan harga BBM. "Dalam hal ini pemerintah perlu hati-hati dan cermat saja menghitung karena nilai tukar rupiah di saat yang sama juga melemah. Poin utamanya melihat daya beli dan aspek fiskal," kata Komaidi kepada Kontan.co.id, Kamis (19/3).
Senada, pengamat migas Unversitas Trisakti Pri Agung Rakhmanto meminta supaya pemerintah bisa mempertimbangkan berbagai faktor. Menurutnya, efektif atau tidaknya penurunan harga BBM akan tergantung dari penanganan kondisi wabah corona.
Pri memberikan gambaran, penurunan harga BBM akan menjadi tidak bermakna saat kondisi ekonomi dan mobilitas masyarakat sedang tidak berjalan normal karena terhambat corona.
"Penurunan harga BBM sebagai stimulus hanya akan dapat berdampak positif ketika kondisi Covid-19 sudah tidak lagi darurat dan ekonomi masyarakat sudah normal," terangnya.
Menurut Pri, selain penyesuaian harga BBM, harga minyak mentah yang sedang rendah tetap bisa dimanfaatkan untuk pengelolaan sektor energi maupun perekonomian secara luas. "Misal dengan memperbanyak stok BBM dan LPG di jangka pendek," ungkapnya.
Dalam jangka menegah, kondisi ini juga memungkinkan pemerintah untuk mencoba menerapkan harga BBM tanpa subsidi. Namun, harus disertai dengan konsistensi dalam penerapan kebijakan lanjutan seperti evaluasi dan penyesuaian harga secara berkala.
"Dengan kata lain, dimanfaatkan untuk keluar dari belenggu subsidi harga BBM." tutup Pri.
Berita Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Harga minyak dunia turun, harga BBM bakal menyusul?