Virus Corona
Dampak Corona, Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksi Terkontraksi Makin Dalam
Dampak terhadap sektor ekonomi tentu tidak dapat dielakkan lagi, pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan akan terkontraksi semakin dalam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mewabahnya virus corona hingga menyebar ke seluruh dunia membuat sektor perekonomian global terdampak.
Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah mengumumkan bahwa virus ini kini berubah statusnya menjadi pandemi.
Status ini akhirnya membuat seluruh negara melakukan upaya peningkatan pembatasan dalam berbagai sektor pendukung perekonomian.
Dalam konferensi pers bertajuk 'Stimulus Kedua Penanganan Dampak Covid-19', Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan wabah ini menampar keras pertumbuhan ekonomi, termasuk Indonesia.
"Dampak terhadap sektor ekonomi tentu tidak dapat dielakkan lagi, pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan akan terkontraksi semakin dalam," ujar Airlangga, dalam acara yang digelar di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020) siang.
Oleh karena itu, pemerintah pun menyiapkan langkah dalam mengantisipasi dampak negatif virus yang disebut sebagai Covid-19 itu.
"Untuk itu, pemerintah memperhatikan isu-isu yang memerlukan kebijakan khusus," kata Airlangga.
Ada sejumlah isu yang memerlukan kebijakan khusus, mulai dari ketersediaan stok dan pasokan pangan yang akan mempengaruhi stabilitas harga pangan.
Lalu pembatasan perjalanan dan mobilitas pekerja yang mempengaruhi sektor pariwisata dan transportasi.
Kemudian disrupsi produksi, distribusi dan rantai pasok yang mempengaruhi kinerja sektor manufaktur dan turunannya.
Serta jatuhnya harga minyak dunia akibat pelemahan permintaan dan perang harga minyak antara Arab Saudi dengan Rusia.
Dalam agenda tersebut, hadir pula Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, serta Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso.