Jumat, 3 Oktober 2025

Tap Issue Lippo Karawaci Direspons Positif oleh Investor

LPKR telah berhasil menyelesaikan Tap Issue senilai US$ 95 juta dari obligasi lima tahunnya saat ini senilai US$ 325 juta.

Editor: Sanusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) telah berhasil menyelesaikan Tap Issue senilai US$ 95 juta dari obligasi lima tahunnya saat ini senilai US$ 325 juta.

John Riady, CEO LPKR, menyampaikan, Tap Issue senilai US$95 juta tersebut, menawarkan imbal hasil 7,80%. Lebih rendah 32.5 bps dari obligasi yang diluncurkan pada Januari lalu.

“Nantinya, dana Tap Issue digunakan untuk membayar obligasi yang jatuh tempo pada 2022. Transaksi ini menunjukkan investor memiliki keyakinan pada posisi keuangan dan masa depan LPKR,” ucap John dalam keterangannya, Selasa (11/2).

Baca: Kongres V PAN Ricuh, Pendukung Saling Teriak Nama Caketum, Zulkifli Hasan: Stop Lempar-lempar, Cukup

Baca: Buruh Akan Gelar Unjuk Rasa ke DPR, Andi Gani Jamin Aksi Berlangsung Tertib

Baca: Tim Penindakan dan Penyidikan Bea Cukai Berhasil Menekan Kerugian Negara Sebesar Rp48,5jt

Lippo Karawaci dijelaskan John, tidak akan memiliki utang besar yang akan jatuh tempo selama lima tahun ke depan sampai dengan 2025.

Bahkan, dengan rasio utang bersih terhadap ekuitas 21%, Lippo Karawaci memiliki leverage terendah di antara semua perusahaan real estate Indonesia.

Tap Issue mendapat respons positif di kalangan investor dengan kelebihan permintaan 2 kali dan kelebihan pesanan mencapai US$ 183 juta.

John menambahkan, seperti pernah disampaikan perusahaan beberapa minggu lalu, saat ini LPKR sedang mencari berbagai opsi untuk membiayai kembali obligasi 2022.

“Sekarang, LPKR di posisi tanpa utang besar yang jatuh tempo hingga 2025, karena itu kami akan fokus pada peluncuran perumahan baru, penjualan inventaris, dan peningkatan penjualan pemasaran secara keseluruhan, " tegas John.

Penerbitan Tap Issue ini didukung oleh global book runners di antaranya Credit Suisse, BNP Paribas, dan Deutche Bank

Penerbitan obligasi LPKR senilai US$ 325 juta mencerminkan tingkat kepercayaan investor yang sangat kuat akan posisi keuangan perseroan sebagai perusahaan properti yang terbesar di Indonesia.

Kesuksesan penerbitan obligasi ini menggambarkan kepercayaan para investor terhadap LPKR sebagai perusahaan properti terbesar yang memiliki franchise yang kuat dan rekam jejak yang baik dalam membayar utang kepada para debitur di dalam maupun di luar negeri.

Per 30 September 2019, LPKR memiliki aset US$ 4,0 miliar sehingga tercatat sebagai perusahaan real estate terintegrasi terkemuka di Indonesia. Bisnis inti perusahaan terdiri dari pengembangan perumahan di daerah perkotaan, lifestyle malls dan layanan kesehatan.

Saat ini, LPKR aktif terlibat dalam pengembangan terintegrasi, perhotelan, pengembangan dan manajemen perkotaan, serta layanan manajemen aset.

Hadir di 35 kota, LPKR merupakan pengembang properti terkemuka di Indonesia dengan 1.461 ha landbank yang siap untuk dikembangkan.

Melalui dua anak perusahaan publik yang tercatat di bursa, PT Lippo Cikarang Tbk, dan PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk, di mana LPKR saat ini masing-masing memiliki saham 81,0% dan 62,7%, LPKR mengembangkan dan mengoperasikan pengembangan kota di Lippo Cikarang di Bekasi dan di Tanjung Bunga di Makassar.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved