Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Pengamat: Virus Corona Ancam Pangkas Setengah Penjualan dan Produksi iPhone di China

Pengiriman smartphone secara global memang mulai pulih setelah mengalami penurunan penjualan pada beberapa kuartal.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
GSM ARENA
Ilustrasi iPhone 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, CHINA - Pengiriman smartphone secara global memang mulai pulih setelah mengalami penurunan penjualan pada beberapa kuartal.

Namun mewabahnya virus corona tampaknya terus mengganggu produksi ponsel di China yang merupakan jantung rantai pasokan global.

Virus ini bahkan disebut mampu memangkas jumlah pengiriman ponsel di pasar smartphone terbesar di dunia itu.

Dikutip dari laman Business Insider, Selasa (11/2/2020), Pengamat dari perusahaan riset pasar Canalys memperkirakan bahwa pengiriman smartphone di China bisa turun antara 40 persen hingga 50 persen pada kuartal keempat 2019 dan kuartal pertama 2020 dipicu penundaan karena virus corona.

Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan jika dibandingkan perkiraan sebelumnya yang hanya mencapai 7 persen.

Baca: Korban Meninggal Akibat Virus Corona Tembus 1.000 orang

Baca: Ahli Harvard Prediksi Kasus Virus Corona di Indonesia Tak Terdeteksi, Ini Kata Peneliti Eijkman

Sementara itu, Foxconn sebagai perakit iPhone terbesar Apple, juga mengatakan kepada para karyawannya pada Jumat lalu untuk tidak kembali bekerja pada 10 Februari 2020, hari di mana pabrik itu semula dijadwalkan melanjutkan rutinitas regulernya.

Perusahaan raksasa Apple juga menyampaikan pada pekan lalu, mereka akan memperpanjang penutupan gerai di China karena wabah yang menewaskan nyaris seribu orang dan menginfeksi lebih dari 40 ribu jiwa di seluruh dunia itu.

Tidak jelas persisnya seberapa parah penyebaran virus ini berdampak pada bisnis Apple.

Namun raksasa ponsel pintar itu mengatakan dalam laporan pendapatan kuartal pertama fiskalnya bahwa pihaknya telah memperhitungkan segala konsekuensi dalam panduannya untuk kuartal kedua 2020 yang diprediksi akan turun antara USD 63 miliar hingga USD 67 miliar.

Menurut catatan baru dari lembaga riset Wedbush Securities yang ditulis oleh Pengamat Dan Inves serta Strecker Backe menyatakan bahwa antara 3 juta hingga 5 juta iPhone berisiko terdorong pengirimannya dari kuartal Maret ke kuartal Juni.

Hal ini merupakan peningkatan dari perkiraan Ives saat mengatakan bahwa sekitar satu juta iPhone bergeser ke kuartal Juni jika penutupan berlanjut hingga akhir Februari atau awal Maret ini.

Produksi AirPods juga perlu ditingkatkan secara signifikan agar tetap sejalan dengan perkiraan Wedbush tentang pengiriman antara 85 juta hingga 90 juta unit pada 2020.

"Jangan tutup-tutupi hal itu, jika benar, berita produksi dari China selama akhir pekan lalu akan menjadi kejutan bagi sistem dan mengganggu rantai pasokan lebih lanjut untuk Apple, baik pada iPhone inti maupun unit produksi Airpods yang sudah menghadapi masalah menuju pekan ini," tulis Ives dan Backe dalam catatan itu.

Perlu diketahui, China merupakan pasar smartphone terbesar di dunia serta pasar terbesar ketiga Apple setelah Amerika dan Eropa.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved