Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Virus Corona Bikin Agen Tour dan Travel Israel Merugi

China merupakan salah satu negara asal turis ke Israel. Sekitar 3.000 wisatawan dari China datang ke Israel pada tahun lalu.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
TRIBUN BATAM/ARGIANTO DIHAN AJI NUGROHO
ILUSTRASI - Sejumlah wisatawan asal Malaysia tiba di Pelabuhan Internasional Batam Center, Batam, Selasa (28/1). Meningkatnya warga negara china yang terdeteksi virus corona di Singapura membuat pengawasan terhadap lalulintas warga negara asing maupun WNI diperketat untuk mencegah masuknya virus corona ke Indonesia. (TRIBUN BATAM/Argianto Dihan Aji Nugroho) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM - Bisnis tour and travel di Israel tampaknya turut terkena imbas penyebaran virus corona yang bermula dari kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Seorang agen wisata Israel Natour mengatakan bahwa pihaknya telah membatalkan semua jadwal wisata para turisnya yang hendak berkunjung ke China untuk Februari mendatang.

Bahkan ia juga memberikan opsi bagi para pelanggannya, yakni memilih pengembalian uang atau mengganti tujuan wisata dengan harga tiket dan akomodasi yang telah didiskon.

Sementara itu, agen perjalanan lainnya Eshet Tours langsung membawa pulang grup wisata yang sudah tiba di China, kemudian membatalkan rencana untuk grup lainnya yang dijadwalkan terbang ke sana pekan depan.

Dikutip dari laman Haaretz, Selasa (28/1/2020), Direktur Dewan Konsumen Israel Ofer Merom mengatakan bahwa para agen tour and travel ini menganggap epidemi tersebut sebagai contoh 'force majeure'.

Baca: Jerman Jadi Negara Pertama di Eropa yang Terjangkit Virus Corona

Ini artinya para agen tour and travel harus memberikan hak kepada mereka yang membeli tiket atau paket wisata untuk mengubah atau membatalkan rencananya, karena risiko kesehatan yang membayangi mereka selama di China.

Baca: Makin Banyak Korban Bertumbangan, Xi Jinping Sebut Virus Corona Sebagai Iblis

"Dewan Konsumen berharap penyelenggara tur dan maskapai penerbangan bisa memberikan penawaran bagi semua konsumen untuk mengubah atau membatalkan penerbangan mereka ke China, tanpa meminta biaya perubahan atau pembatalan," kata Merom.

Di sisi lain, turis yang datang dari China pun, merupakan segmen industri kecil bagi Israel namun memiliki dampak yang signifikan karena perkembangannya cukup pesat.

Namun keputusan pemerintah China yang melarang warganya melakukan perjalanan wisata ke luar negeri pun turut mempengaruhi perekonomian Israel khususnya sektor pariwisata karena banyak warga China yang membatalkan pembelian tiket dan paket hotelnya.

Tahun lalu, jumlah wisatawan China yang mengunjungi Israel melonjak hingga 51 persen menjadi 144.400.

Direktur Asosiasi Operator Tur Wisata Israel Yossi Fattal mengatakan bahwa virus corona ini telah membuat kacau bisnis tour and travel.

"Pada hari Minggu kemarin, grup-grup wisata dari China tiba di Israel, tapi agen tour mereka mengaku mengalami banyak pembatalan dan ini benar-benar menimbulkan kekacauan," kata Fattal.

Ia menyebut sekitar 3.000 wisatawan dari China datang ke Israel pada tahun lalu.

Beberapa wisatawan memang menetap di Israel selama berbulan-bulan saat masuk musim dingin dalam momen perayaan Natal.

Namun pada awal tahun ini, kata Fattal, seharusnya jauh lebih ramai karena musim puncak bagi para pelancong China untuk liburan merayakan Tahun Baru Imlek.

"Pembatalan tidak hanya mempengaruhi bisnis kami, tapi juga restoran, tempat wisata dan hotel. Kami menunggu bagaimana respons mereka (turis China), saya harap mereka tidak meminta biaya pembatalan," jelas Fattal.

Sumber: Haaretz.com

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved