Jumat, 3 Oktober 2025

UMG Idealab Bantu Pemerintah Antisipasi Perubahan Iklim, Pemerataan dan Pengembangan UKM

Visi Kiwi Aliwarga mendirikan UMG Idealab adalah untuk memberikan kontribusi pada solusi teknologi berkelanjutan khususnya di Indonesia.

Editor: Choirul Arifin
HANDOUT
Kiwi Aliwarga (ketiga dari kiri), pendiri UMG Idealab, perusahaan modal ventura sekaligus venture builder yang telah mendanai 60 startup di Indonesia, Asia Tenggara dan China. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – UMG Idealab, perusahaan modal ventura sekaligus venture builder (VB) besutan inovator teknologi Kiwi Aliwarga, sukses mendanai 60 startup di Indonesia dan sejumlah negara.

Sebanyak 50 persen dari startup yang didanai merupakan merupakan startup asal Indonesia, sisanya merupakan startup di Myanmar, Thailand, dan China.

Visi Kiwi Aliwarga mendirikan UMG Idealab adalah untuk memberikan kontribusi pada solusi teknologi berkelanjutan khususnya di Indonesia.

Melalui berbagai riset dan penelitian yang tengah dilakukan, UMG Idealab berharap dapat memberikan kontribusi lebih kepada kemajuan teknologi Tanah Air.

Riset tersebut antara lain pengembangan passenger drone melalui startup Frogs dan biotechnology melalui Biotech, pengembangan energi terbarukan seperti baterai melalui Lectro.

Riset juga mencakup pengembangan teknologi smart speaker dan teknologi Neuro-Linguistic Programming (NLP) dalam Bahasa Indonesia, pendirian Pusat Riset dan Pendidikan Artificial Intelligence (AI) dengan Universitas Indonesia, dan deep tech untuk mendukung industri 4.0, seperti robotic, big data, dan voice recognition technology.

Baca: Startup Pendidikan Zenius, Kini Semua Orang Bisa Akses Video Pembelajaran Secara Gratis

Di 2020, UMG Idealab fokus pada tiga hal krusial, yaitu perubahan iklim, ketidakmerataan, dan perkembangan UKM di Indonesia.

Baca: Startup Job2Go Siap Ekosistem untuk Pencari Kerja Paruh Waktu

Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan iklim global yang ikut berdampak pada kinerja ekonomi negara. Peningkatan suhu sekitar 0,8 derajat Celcius diperkirakan akan terjadi pada tahun 2030 dan mengubah pola curah hujan sepanjang tahun.

Baca: Anjelo Siapkan Beragam Fitur Layanan Logistik dalam Satu Aplikasi

Penggunaan alat transportasi dan produksi listrik turut menyumbang tingginya peninggalan jejak karbon.

“Sekitar 13 persen emisi gas rumah kaca dihasilkan dari proses produksi dan transportasi makanan. Kita dapat mengurangi angka tersebut dengan meminimalisir proses transportasi makanan. Itulah yang kami lakukan di UMG Idealab," ungkap Kiwi dalam keterangan pers tertulisnya kepada Tribunnews, Rabu, 25 Desember 2019. 

Kiwi mengatakan, startup Fistx berkonsentrasi pada budidaya udang dan ikan di kota-kota sehingga dapat mengurangi carbon footprint dan memotong ongkos transportasi.

"UKM juga dapat memperbesar skala usahanya dan mendapatkan profitnya dari sini,” ujar Kiwi menanggapi perubahan iklim yang terjadi beberapa tahun ke belakang.

Sementara itu, startup lainnya yang sukses dibiayai, yakni Lectro, memproduksi baterai untuk kebutuhan rumah, pabrik, dan power plant. Manfaatnya adalah mengurangi carbon footprint dalam produksi listrik.

Hal berikutnya yang menjadi perhatian Kiwi adalah mengurangi ketidakmerataan, sejalan dengan upaya pemerintah untuk terus menggenjot pemerataan di berbagai daerah.

Dia mengatakan, UMG Idealab mendukung pemerintah menangani persoalan ketidakmerataan di berbagai bidang, seperti edukasi, akses kesehatan, logistik, dan akses untuk mendapat pekerjaan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved