Selasa, 30 September 2025

Perjuangan Marianus Nuban, Mantan Satpam yang Kini Jadi Pegusaha Jagung Manis Beromset Miliaran

Marianus mengaku beragam usaha pernah digeluti, seperti usaha jualan sepatu, dagang somai, menyediakan les sempoa dan usaha lainnya namun rugi

Editor: Eko Sutriyanto
istimewa
Marianus Nuban, mantan satpam kini menjadi menjadi pengusaha sukses melalui Jagung Manis Fantastic 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Pernah menjadi seorang satpam, Marianus Nuban kini menjadi seorang jutawan berkat jagung.

Ya, melalui usaha Jagung Manis Fantastic, sosok pria energik ini kini telah mengantongi omset miliaran rupiah per bulan.

Saat ini Marianus Nuban memiliki ratusan mitra yang tersebar di seantero Jabodetabek hingga menyebar di seluruh kota-kota besar di tanah air.

Anak pasangan petani ladang kering ini kini berperan sebagai roda penggerak ekonomi bangsa, mampu menyerap ratusan tenaga kerja di seluruh Indonesia dan usahanya menjadi saluran berkah bagi banyak orang.

Marianus Nuban bercerita tentang awal bisnis jagung manis ini dan jatuh bangunnya berbisnis. 

Marianus mengaku sudah banyak ragam usaha pernah digeluti, seperti usaha jualan sepatu, dagang somai, menyediakan les sempoa dan usaha lainnya dan rugi.

Anak pertama dari tujuh saudara yang semuanya laki-laki, itu, pada tahun 1994 memutuskan untuk merantau ke tanah Jawa. Awalnya Marianus berlabuh di Daerah istimewa Jogyakarta untuk kuliah.

Marianus Nuban12
Marianus Nuban

Namun terhambat masalah keuangan, ia  berhenti dari bangku kuliah dan memutuskan hijrah ke Jakarta. Di kota metropolitan rupanya menjadi babak awal perjuangannya.

Ia menjadui satpam dan karena gaji tidak cukup, ia  menjadi pekerja bangunan.

Saat itu,  Marianus nyambi berjualan sepatu dengan memanfaatkan kepercayaan yang diberikan perajin sepatu di kawasan Industri kecil Cakung.

Selain sepatu, Marianus juga menekuni jualan somai, namun usaha itu tak diteruskannya karena kurang laku.

Marianus juga sempat membantu sang istri untuk memberikan les sempoa, tapi gagal.

Tahun 2009, saat berada di Kawasan ITC Kuningan, Marianus memperhatikan aktivitas orang-orang yang sering menanyakan Jagung manis namun jagung manis selalu habis.

Baca: Rekomendasi Menu Buka Puasa - Resep Bola Jagung dan Nasi, Kudapan Sehat untuk Menu Takjil

Ia membulatkan tekadnya untuk usaha jagung manis apalagi teringat akan kebiasaan sebagian besar orang di kampung halamannya, yang suka sarapan dengan nasi jagung atau produk olahan jagung lainnya.

Memulai usaha dengan uang Rp 4 juta, ia membuka gerai di Hero Bekasi.

Setiap harinya selalu ramai dipadati pembeli.

“Jagung manis susu keju aneka rasa ini masih disukai sebagian besar masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa,” ujarnya.

Penikmatnya selalu ramai dan mencakup semua segmen, ternyata menyedot perhatian seorang supervisor di tempat itu dan berminat membeli Rp 12 juta apabila Marianus menjualnya.

Marianus pun menjualnya karena dengan menjual senilai Rp 12 juta, dia bisa membuka tiga gerai baru.

Tekadnya bulat dan fokus di jagung manis. Marianus kemudian memutuskan berhenti dari pekerjaan sebagai satpam Kimia Farma.

Baca: Hama Engkuk Serangan Serang Tanaman Petani di Banjarnegara, Jagung dan Kacang Tanah pun Diserang

Padahal BUMN Farmasi itu, tengah mempromosikan tugas baru Marianus ke bagian Maintenance.

Rupanya jagung manis racikan Marianus diminati pasar.

Tidak lebih dari 6 tahun, Kemitraan yang dibangun membuat gerai dan gerobak Marianus membengkat.

Sampai dengan tahun 2014 jumlah gerai usahanya sudah mencapai 700 unit di seluruh Indonesia, baik milik sendiri maupun mitra.

Sementara jumlah gerobak dorong sampai dengan tahun 2015 mencapai 400 unit di Jabodetabek.

Ada enam menu yang dia tawarkan yakni jagung manis original, pedas, mayonais, barbeque, coklat dan strawberry.

Jasuke tersebut disajikan dalam cups (gelas plastik yang digunakan sebagai kemasan untuk menjual jagung manis).

Untuk bahan bakunya, Marianus bekerjasama dengan supplier jagung asal Cirebon, Jawa Barat.

Saat ini, cabang Jagung Manis Fantastik yang ia kelola sendiri ada sembilan gerai yang berada di kawasan Jabodetabek, seperti di Bekasi, Cikarang, Cikeas.

Dia sengaja menyasar lokasi pinggiran tetapi mengambil lokasi strategis seperti di depan minimarket seperti di depan Giant, Hero maupun di area perumahan seperti Villa Nusa Indah.

Untuk mendapatkan lokasi itu biasanya tanya dulu ke kepala toko masing-masing apakah bisa menyewa , baru nantinya dilaporkan ke pusat.

Faktor lokasi yang strategis itu, kata Marianus, membuat penjualannya terbilang tinggi, yakni rata-rata 1.800 cup per gerai per bulan.

Dengan harga jual sekitar Rp7.000 per cup, dari sembilan gerai jagung manisnya, Marianus bisa mengantongi omzet sekitar Rp113 juta setiap bulan.

“Keuntungannya terbilang lumayan, HPP satu cup sekitar Rp3.200 dan keuntunganya berarti Rp2.800 per cup,” terangnya.

Marianus mengaku saat ini fokus pada mitra gerobak dorong di Jabodetabek, Karawang, dan Bandung.

Kedepan Marianus akan membidik kota Surabaya atau Medan, Kalimantan untuk ekspansi gerobak dorong. Ia menargetkan hingga 2020 nanti bisa memiliki 2.000 gerobak dorong.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan